Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waktu Pembayaran Zakat Fitrah dan Hukumnya, Ini Bacaan Niat dan Golongan Penerima Zakat

Berikut waktu pembayaran zakat fitrah. Simak juga bacaan niat dan golongan penerima zakat.

Penulis: Nurkhasanah
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Waktu Pembayaran Zakat Fitrah dan Hukumnya, Ini Bacaan Niat dan Golongan Penerima Zakat
muhammadiyah.or.id
Ilustrasi zakat fitrah - Berikut waktu pembayaran zakat fitrah. Simak juga bacaan niat dan golongan penerima zakat. 

TRIBUNNEWS.COM - Zakat fitrah merupakan zakat kesucian.

Secara istilah, zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap jiwa atau orang yang mukmin di bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, zakat fitrah hanya dikeluarkan sejak awal bulan Ramadhan sampai menjelang salat Idul Fitri.

Hukum membayar zakat fitrah adalah wajib bagi seluruh umat Islam.

Selain bagi diri sendiri, kewajiban mengeluarkan zakat fitrah juga berlaku bagi semua tanggungan keluarga, seperti istri, anak-anak, dan pembantu yang mengurus pekerjaan rumah tangga.

Bahan yang dipakai untuk berzakat fitrah adalah bahan makanan pokok.

Baca juga: Cara Bayar Zakat Fitrah Secara Online dan Offline, Lengkap dengan Besaran serta Syaratnya

Dikutip dari buku Pendididikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX SMP/MTs, terdapat beberapa ketentuan terkait waktu pembayaran zakat fitrah berikut hukumnya bagi umat Islam.

Berita Rekomendasi

Waktu Pembayaran Zakat Fitrah

1. Waktu Ta’jil

Membayar zakat fitrah secara ta'jil hukumnya diperbolehkan.

Waktu ta'jil adalah pembayaran zakat yang dilakukan sejak awal bulan Ramadhan hingga hari terakhir bulan Ramadhan saat sebelum Maghrib atau waktu berbuka puasa.

2. Waktu Wajib


Hukum membayar zakat fitrah yang kedua adalah hukum wajib. 

Waktu wajib membayar zakat fitrah diperuntukkan bagi umat Islam yang membayar zakat fitrah semenjak matahari terbenam (salat Maghrib) sampai sebelum salat Subuh di akhir bulan Ramadhan.

3. Waktu Lebih Utama (Afdal)

Selanjutnya, waktu lebih utama untuk membayar zakat fitrah bagi umat Islam adalah sejak selesai salat subuh sampai sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.

Dalam hal ini, shalat Idul Fitri yang menjadi patokan adalah salat Idul Fitri di tempat tinggal.

Baca juga: Bacaan Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga dengan Lafal Latin

Masih dikutip dari sumber yang sama, berikut rukun dan bacaan niat zakat fitrah, beserta golongan orang yang berhak menerima zakat:

Rukun Zakat Fitrah

1. Niat.

Berikut ini bacaan niat saat mengeluarkan zakat fitrah:

ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an nafsi fardhan lillahi ta’ala

Artinya: "Saya berniat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri karena Allah taala."

2. Adanya muzakki (orang berzakat fitrah).

3. Adanya mustahik (orang yang menerima zakat fitrah).

4. Adanya harta yang dipergunakan untuk berzakat fitrah.

Zakat Fitrah: Niat Zakat, Orang yang Wajib Berzakat dan Waktu yang Tepat
Ilustrasi membayar zakat fitrah. (Freepik)

Baca juga: Cara Hitung Zakat Fitrah, Lengkap Beserta 8 Golongan Penerima Zakat

Golongan Penerima Zakat

Orang atau golongan penerima zakat dijelaskan dalam firman Allah Q.S. at-Taubah/9 ayat 60.

Secara rinci, berikut ini delapan golongan orang yang berhak menerima zakat:

1. Fakir: orang yang memiliki harta sangat sedikit, tidak mempunyai pekerjaan, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Miskin: keadaan orang yang mempunyai sedikit harta dan penghasilan, serta tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Amil: orang yang mempunyai tugas untuk mengurus zakat mulai dari pengumpulan sampai kepada pembagiannya.

4. Muallaf: orang yang hatinya masih lemah, seperti baru saja masuk Islam (muallaf).

5. Riqab: budak mukatab

6. Gharim: orang yang mempunyai banyak hutang.

Hutang yang dimaksud bukan untuk maksiat tetapi untuk kebaikan.

Misalnya, orang yang berhutang untuk berdagang tetapi kemudian bangkrut.

7.  Sabilillah: segala usaha yang bertujuan untuk menegakkan agama Allah, seperti pengembangan pendidikan, kesehatan, dakwah, panti asuhan, dan lain-lain.

8. Ibnu Sabil: orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan.

Sebagai catatan, perjalanan yang dilakukan itu bukan untuk maksiat melainkan seperti menuntut ilmu,
berdakwah, silaturrahmi dan lain-lain.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas