Dituding Demokrat Adu Domba Anas Urbaningrum, PKN: Politik Itu Jangan Baperan
Ia pun menjelaskan PKN terlahir dari pershabatan Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika, berbeda dengan Partai Demokrat.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bapilu PKN, Bona Simanjuntak membalas tudingan Partai Demokrat yang menyebut Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dan kubu Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengadu domba Anas Urbaningrum dengan Partai Demokrat.
Diketahui, Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan selepas keluar penjara Anas tidak menyampaikan apapun soal Partai Demokrat sebagaimana yang disebut-sebut selama ini.
Dia lantas meminta agar PKN dan kubu Moeldoko tak mengadu domba Anas dengan partai yang diketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini.
Menanggapi hal tersebut, Bona mengatakan untuk tidak bawa persaan (baper) dalam berpolitik.
“Politik itu jangan baperan, kalau baperan nanti elektabilitas turun,” kata Bona dalam keterangnnya kepada Tribunnews, Jumat (14/4/2023).
Ia pun menjelaskan PKN terlahir dari pershabatan Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika, berbeda dengan Partai Demokrat.
Ia pun melanjutkan, ihwal Anas yang disambut baik oleh masyarakat pascamenghirup udara bebas.
Baca juga: Ungkit Kasus Anas Urbaningrum, Gede Pasek: Pemain Utamanya Itu SBY
“PKN terlahir dari persahabatan sebagaimana Gede Pasek dan Mas Anas telah mencontohkan dan mungkin ini yang berbeda dengan Partai Demokrat,” ujarnya.
“Mas Anas dan Bli Gede Pasek serta sahabat AU jalan bersama sama ke Blitar. Sambutan luar biasa datang dari para masyarakat ditempat yang di singgahi bahkan tak habis habisnya diminta berfoto bersama,” sambungnya.
Lebih lanjut, Bona bingung Herman justru menuduh PKN mengadu domba.
Ia pun menambahkan, Anas pasti punya maksud tertentu dalam pidatonya dan pidato tersebut, lanjut Bona, memang akan membuat orang yang ia sebut baperan pasti merasa tersinggung.
“Kalau mas Herman Khaeron menuduh PKN mengadu domba, saya justru jadi "kepikiran" bahwa itu mengarah kesitu. Mas Anas menyampaikan beberapa hal dalam pidatonya dan tentu pasti ada maksudnya. Mereka yang baperan pasti merasa tersinggung,” tutur Bona.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.