Soal Kasus Narkoba Irjen Teddy Minahasa, Pengamat Duga Ada Upaya Saling Jegal Perwira Tinggi Polri
Setelah mendengar pleidoi Teddy Minahasa, Reza menduga ada aksi saling jegal di antara pejabat tinggi atau Pati Polri.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa telah menyampaikan nota pembelaan atau pleidoi di persidangan dalam kasus peredaran narkoba.
Pledoi Teddy mendapat tanggapan dari berbagai pihak, termasuk Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel.
Setelah mendengar pleidoi Teddy Minahasa, Reza menduga ada aksi saling jegal di antara pejabat tinggi atau Pati Polri.
"Dugaan tentang ini pun sudah saya kemukakan sejak Oktober tahun lalu, jauh sebelum persidangan dimulai," kata Reza dalam keterangan resminya pada Jumat (14/4/2023) seperti dikutip dari Kompas.TV.
Baca juga: Sidang Pleidoi Teddy Minahasa Ungkap Kejanggalan, Pakar Psikologi Forensik Bilang Begini
Reza mengakui memang ada persaingan di tubuh Polri.
Namun jika persaingan itu dilakukan secara sehat maka hal itu lumrah terjadi dan masih bisa ditolerir.
Namun demikian, kata dia, jika persaingan dilakukan secara destruktif atau sabotase, maka situasi di tubuh Polri akan semakin buruk.
Situasi itulah, yang menurut Reza, tengah terjadi setelah muncul dugaan adanya status tersangka yang dipaksakan terhadap Teddy Minahasa.
"Apabila antar-subgrup di dalam tubuh kepolisian itu bersaing dengan cara destruktif, maka hal tersebut bisa merusak kohesivitas organisasi kepolisian,” ucap Reza.
“Dan kalau institusi kepolisian sudah pecah belah, maka publik yang merasakan mudaratnya. Lebih-lebih, kalau sesama klik dan personel polisi saja bisa terjadi kriminalisasi.”
Reza berharap sinyal adanya sabotase ini dapat dilihat dari berbagai pihak, termasuk hakim yang mengadili perkara Teddy Minahasa, sehingga dapat memutuskan vonis yang adil untuk para terdakwa.
Ada Sutradaranya
Teddy Minahasa menduga ada pihak yang dengan sengaja merekayasa atau menjadi sutradara dalam kasus yang menjeratnya.
Pasalnya, ada beberapa hal yang dianggap janggal oleh mantan Kapolda Sumatra Barat itu.