Total 344 WNI dan 15 WNA Dievakuasi Keluar dari Sudan Menggunakan Boeing 737 TNI AU
Penjemputan WNI tersebut, kata KSAU, merupakan inisiasi dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 344 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 15 Warga Negara Asing (WNA) telah dievakuasi keluar dari Sudan akibat konflik bersenjata di sana menggunakan pesawat Boeing 737 A-7305 TNI AU hingga Senin (1/5/2023).
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan selain itu ada 15 Warga Negara Asing (WNA) yang juga turut dievakuasi ke Jeddah setelah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.
Baca juga: Turun Dari Boeing 737 TNI AU, WNI yang Dievakuasi Dari Sudan Bawa Setangkai Bunga
Sebanyak 75 WNI dipulangkan ke Tanah Air menggunakan pesawat TNI AU tersebut pada hari ini Senin (1/5/2023).
Penjemputan WNI tersebut, kata dia, merupakan inisiasi dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Inisiasi tersebut kemudian ditindaklanjuti Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang langsung memerintahkannya menyiapkan satu pesawat Boeing 737 untuk terbang ke Sudan.
Penerbangan ke Sudan, kata dia, melalui beberapa titik lokasi pengisian bahan bakar.
Hal tersebut disampaikannya usai menyambut 75 WNI yang dievakuasi dari Sudan di Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta pada Senin (1/5/2023).
"Total yang sudah kami laksanakan dari TNI AU sebanyak empat penerbangan dari Sudan melalui Port Sudan menuju Jeddah bolak-balik dan WNI yang kami bawa khususnya oleh pesawat TNI AU sejumlah 344 (orang)," kata Fadjar.
Baca juga: Update Perang Saudara di Sudan Hari ke-17, Pihak Bertikai Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata
"Dan juga ada 15 WNA yang kebetulan memohon bantuan kepada Kemenlu RI untuk dapat diangkut menuju Jeddah. Ada dari Australia Sudan Jibouti dan juga dari beberapa negara lain," sambung dia.
Fadjar mengatakan, pelaksanaan penjemputan WNI tersebut berjalan dengan sangat lancar karena kerjasama sejumlah pihak.
Sejumlah pihak tersebut, kata dia, di antaranya adalah Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Jeddah dan pihak terkait lainnya.
"Satgas yang diberangkatkan dengan menggunakan pesawat TNI AU ini bukan hanya personel dari TNI AU. Ini terdiri dari kru pesawat sendiri, tim pengamanan dari Pasgat, dari BAIS, Kemenlu, Puskes TNI, Puspsi TNI, dan Puspen TNI," kata dia.
Ketika memimpin apel perwakilan Satgas yang terlibat, atas nama Panglima TNI Fadjar mengucapkan selamat datang dan selamat atas pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan oleh para personel TNI.
Baca juga: Meski Gencatan Senjata di Sudan Diperpanjang, Pihak Berkonflik Saling Tuduh Langgar Kesepakatan
Ia bersyukur misi yang dilaksanakan selama tujuh hari tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik.
"Panglima TNI menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan tugas. Dan tugas-tugas ini merupakan bentuk kehadiran negara kepada saudara kita semua di luar negeri yang kebetulan terdampak di negara Sudan," kata Fadjar.
Kerja sama yang telah dilaksanakan tersebut, kata dia, dilakukan melalui persiapan-persiapan yang baik dan matang.
"Ke depan saya berharap kita selalu siap untuk melaksanakan tugas-tugas selanjutnya. Dan atas nama TNI kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenko PMK, Kemenlu, serta beberapa stakeholders lainnya," kata Fadjar.