Nadiem Makarim Ungkap Dulu Guru Diikat Aturan yang Kaku, Kini Bebas Berinovasi
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengklaim dirinya telah melakukan sejumlah perubahan di dunia pendidikan Indonesia, kini guru bisa berinovasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim mengklaim dirinya telah melakukan sejumlah perubahan di dunia pendidikan Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Nadiem Makarim pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023 Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Menurut Nadiem Makarim, saat ini para murid telah bisa belajar lebih tenang.
"Anak-anak kita sekarang bisa belajar dengan lebih tenang karena aktivitas pembelajaran mereka dinilai secara lebih holistik oleh gurunya sendiri," ujar Nadiem Makarim .
Baca juga: 30 Ucapan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas 2023, Penuh Semangat Juang
Selain itu, Nadiem Makarim mengatakan para kepala sekolah dan kepala daerah dapat menggunakan data Asesmen Nasional di Platform Rapor Pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layanan pendidikan.
Para kepala sekolah dan kepala daerah, kata Nadiem Makarim, kini tidak kesulitan memantau kualitas pendidikan.
"Para guru sekarang berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar," tutur Nadiem.
Nadiem mengatakan para guru dulu diikat dengan aturan yang kaku. Namun kini, Nadiem mengatakan para guru bisa berinovasi melalui Kurikulum Merdeka.
"Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku sekarang lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadirnya Kurikulum Merdeka," pungkas Nadiem.
Pada peringatan Hardiknas kali ini, Mendikbudristek memberikan secara simbolis Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada enam orang yang mewakili 5.685 Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kemendikbudristek.
Turut hadir dalam upacara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1993-1998 pada Kabinet Pembangunan VI, Wardiman Djojonegoro; dan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2004-2009, Kabinet Indonesia Bersatu, Bambang Sudibyo.