Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tim Dokter Polri Akan Lakukan Uji Patologi Anatomi Penyebab Kematian Pelaku Penembakan Kantor MUI

Tim kedokteran Rumah Sakit Polri masih melakukan pemeriksaan laboratorium tambahan terhadap beberapa sampel organ tubuh Mustopa (60) pelaku penembakan

Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tim Dokter Polri Akan Lakukan Uji Patologi Anatomi Penyebab Kematian Pelaku Penembakan Kantor MUI
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN, IST
Pelaku penembakan di Kantor MUI (kiri) dan garis polisi dipasang di sekitar pecahan kaca di kantor MUI (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim kedokteran Rumah Sakit Polri masih melakukan pemeriksaan laboratorium tambahan terhadap beberapa sampel organ tubuh Mustopa (60) pelaku penembakan kantor MUI pasca melakukan proses autopsi.

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Hariyanto mengatakan, bahwa pihaknya masih harus melakukan uji laboratorium patologi anatomi tambahan untuk mencari tahu penyebab kematian pelaku.

"Uji patologi anatomi, jadi kita perlu tambahan pemeriksaan yang lain. Jadi saat kejadian itu si pelaku kan menembakan, kemudian lari lalu pingsan," sebut Hariyanto kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (3/5/2023).




"Artinya sejak dia nembak sampai dia jatuh kenapa ini penyebabnya kenapa kan begitu," tambahnya.

Oleh sebabnya tim dokter dalam proses autopsi kemarin juga telah mengambil sampel organ tubuh korban untuk dilakukan pemeriksaan, termasuk mencari tahu apakah ada kandungan obat asma yang sempat ditemukan pada tas pelaku tersebut.

Adapun organ tubuh pelaku yang diambil untuk dijadikan sampel yakni paru-paru, jantung dan ginjal.

"Karena organ itu yang paling bisa menjelaskan penyebab kematian jadi ada tiga yaitu paru, ginjal dan jantung," ucapnya.

BERITA TERKAIT

Terkait asma yang diduga diderita pelaku, Hariyanto juga menuturkan bahwa penyakit tersebut bisa mematikan lantaran bisa berdampak terhadap jantung seseorang.

Maka dari itu proses patologi anatomi itulah yang kini masih ditunggu hasilnya baik oleh tim dokter maupun penyidik yang menangani kasus tersebut.

"Dari patologi anatomi sebenarnya asma yang bisa membunuh itu pengaruhnya ya itu pengaruhnya ke jantung," ucapnya.

"Jadi nanti hasil dari pemeriksaan patologi anatomi yang akan menjawab, bahwa yang bersangkutan ini sebenarnya sebab kematiannya karena apa," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto menyatakan bahwa proses autopsi terhadap jasad Mustopa (60) pelaku penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah selesai dilaksanakan.

Hariyanto mengatakan bahwa proses autopsi yang dilakukan oleh tim kedokteran RS Polri telah selesai dilakukan pada Selasa (2/5/2023) malam kemarin.

"Iya sudah selesai," kata Hariyanto ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (3/5/2023).

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas