DPR Minta Presiden Jokowi Bersih-bersih Menterinya Buntut Kasus Anak Menkumham Yasonna Laoly
DPR meminta kepada Presiden Jokowi untuk melakukan bersih-bersih terhadap menterinya yang dinilai sudah melakukan hal-hal di luar kepatutan.
Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
Kendati demikian, Santoso mengingatkan agar para pejabat ingat soal budaya dan etika bangsa.
Lantaran, katanya, jika rakyat tahu, mereka tidak akan setuju keluarga dari pejabat berbisnis di tempat keluarganya itu menjabat.
"Namun, jangan dilupakan juga tentang budaya dan etika bangsa kita yang luhur ini."
"Rakyat pasti tidak akan setuju anak atau keluarga pejabat berbisnis di tempat orang tua atau keluarganya menjabat," ujar Santoso.
Awal Mula Kasus Yamitema Tirtajaya Laoly
Munculnya nama Yamitema Tirtajaya Laoly disebut-sebut terlibat bisnis di lapas, bermual dari wawancara aktor Tio Pakusadewo dengan Uya Kuya pada Sabtu (29/4/2023).
Yamitema diduga memiliki brand air minum yang menguasai rutan dan hanya boleh brand tersebut yang beredar.
Air minum berlabel warna kuning itu, disebut-sebut dikelola oleh Jeera Foundation, perusahaan tempat Yamitema Tirtajaya Laoly menjabat sebagai chairman dan co founder-nya.
Dikutip dari Tribun-Medan.com, atas pernyataan dari Tio mengenai bisnis air minum tersebut, kemudian akun Twitter Partaisocmed menunjukkan penampakan air minum yang harganya dikatakan Tio tidak masuk akal.
"Harganya antara masuk akal dan nggak masuk akal. Yang nggak masuk akal itu aquanya, minumannya itu mereknya satu jenis, tapi bukan aqua, labelnya warnanya kuning, the rutan water," kata Tio.
Akun itu juga menjelaskan tidak boleh ada brand lain sekalipun air minum tersebut yang beredar di lapas atau rutan.
"Rutan water label kuning yg dimaksud Om Tio itu seperti ini penampakannya. Merek Jeera. Tidak boleh ada brand lain kecuali air ini di lokasi lapas/rutan foundation itu berkuasa," tulis akun @PartaiSocmed.
Baca juga: Harta Kekayaan Yasonna Laoly, Jadi Sorotan usai Anaknya Dituding Terlibat Bisnis di Lapas
Partaisocmed juga menyebut Jeera Foundation diduga melakukan monopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa lapas besar di Indonesia.
Sebelumnya, Tio pun juga mengungkapkan di dalam lapas juga terdapat kantin yang menyediakan berbagai makanan lezat.
Namun, para napi harus membayarnya ketika ingin makan di kantin tersebut.
"Tapi, disediain kantin. Ada kantin, kayak nasi padang, nasi yang bagus, makanan yang enak-enak kayak rempeyek, apapun ada. Napi boleh makan di situ, tapi bayar," kata Tio Pakusadewo.
(Tribunnews.com/Rifqah/Fersianus Waku) (Tribun-Medan.com/M. Andimaz Kahfi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.