Peneliti LSI Sebut Kecil Kemungkinan Isu Agama Dijadikan Senjata Politik di Pilpres 2024
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan meyebut, kecil kemungkinan isu agama menjadi senjata politik di Pilpres 2024 mendatang
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Muhammad Barir
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan meyebut, kecil kemungkinan isu agama menjadi senjata politik di Pilpres 2024 mendatang.
Terkait hal itu, Djayadi menilai, tidak ada identitas yang berbeda di antara sejumlah nama yang disebut-sebut bakal baju di Pilpres 2024.
Adapun nama-nama capres itu, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
"Saya kira kecil kemungkinannya karena yang bertarung tidak ada identitas yang berbeda. Katakanlah tiga capres yang maju Prabowo, Ganjar, Anies," kata Djayadi, sata ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023).
Menurutnya, ketiga nama itu sama-sama beragama Islam dan tingkat religiusitasnya tidak berbeda jauh.
"Lalu masing-masing kelompok ini harus menarik kalangan pemilih karena tidak ada yang dominan. Jadi untuk menang tidak bisa mengandalkan dari basis dia," ucapnya.
Lebih lanjut, jika ketiga nama tersebut bakal maju di Pilpres 2024 nantinya, mereka tetap harus mencari dukungan dari kelompok yang lebih independen yang bisa kemana-kemana saja.
"Dia harus mencari dukungan dari kelompok yang lebih independen yang bisa kemana-kemana saja.".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.