Saran Pakar Agar Masyarakat Kebal Hoaks: Jadi Netizen Kritis, Validasi Informasi Sebelum Disebarkan
Kegiatan Webinar Literasi Digital bertema “Kebal Hoaks: Ayo Jadi Netizen Kritis!" di wilayah Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya digelar Jumat 5 Mei
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kegiatan Webinar Literasi Digital bertema “Kebal Hoaks: Ayo Jadi Netizen Kritis!" di wilayah Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya digelar Jumat 5 Mei 2023.
Webinar menghadirkan sejumlah pembicara termasuk influencer media sosial yang membahas seputar kemunculan media sosial beserta dampak yang dihasilkan.
Satu di antaranya adalah Bidang Komunikasi Publik Relawan TIK Provinsi Bali I Wayan Adi Karnawa yang menyampaikan kalau Internet adalah sumber informasi yang cepat namun juga banyak efek samping yang dapat muncul dari konten tersebut.
"Banyak berita hoaks dan ujaran kebencian beredar di dunia maya yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Tingkatkan pengetahuanmu untuk jadi netizen cerdas, validasi informasi sebelum disebarkan, bijak bersosial media jangan mudah percaya dengan semua yang didapat dari internet," ujarnya dikutip Sabtu (6/5/2023).
Adapun jawara Internet Sehat NTB Nurliya Ni’matul Rohmah menyampaikan, keamanan digital adalah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital berjalan dengan aman khususnya perlindungan data pribadi.
"Banyaknya tindakan scamming saat ini mengharuskan kita waspada dalam menggunakan internet dengan meningkatan skill/kecakapan digital kita," ucapnya.
Ia berpesan agar netizen tidak gaptek, serta mempelajari fitur-fitur yang ada di perangkat gawai.
Semakin meningkat kecakapan digital kita, semakin tinggi pula perlindungan data digital sendiri, ganti password secara berkala, aktifkan 2F security, jangan mudah klik link yang mencurigakan.
"Kita sendiri yang bertanggung jawab untuk melindungi identitas data pribadi, jangan sampai lengah," tambahnya.
Pada kesempatan sama, Influencer Rivani Bistolen membahas seputra etika di sosial media.
Sama seperti kehidupan dan interaksi di dunia nyata, beretika di dunia maya juga butuh etika yang disebut dengan NETIKA atau Network etika.
Baca juga: Mendikbudristek Nadiem Makarim: Literasi Digital Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Kurangnya hal itu akan memunculkan banyak efek negatif yang bisa terjadi akibat dampak dari internet antara lain: bullying, ujaran kebencian, dan lain sebagainya.
"Hal seperti ini yang harus dihindari dengan menerapkan netiket terutama dalam kaitannya dengan tindakan seksual di ruang digital. Etiket berinternet: kurang lebih sama dengan etika, namun etiket dipakai ketika sedang berinteraksi dengan orang lain di internet," katanya.
Sebagai informasi webinar ini merupakan hasil kolaboras Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dalam rangka meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat indonesia pada tahun 2024 menuju indonesia #MakinCakapDigital