Pengamat Sebut Keputusan Musra Representatif Jokowi, Bukan Partai
Musyawarah Rakyat (Musra) Relawan Jokowi menetapkan tiga nama menjadi bakal calon presiden (capres) dan empat bakal nama cawapres.
Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rifan menilai hasil Musyawarah Rakyat (Musra) relawan Jokowi merupakan representasi dari Presiden Republik Indonesia tersebut.
Pesan-pesan politik itu disampaikan para relawan termasuk dukungan Jokowi kepada capres dan cawapres 2024.
"Musra itu representasi Jokowi. Biasanya pesan politik Jokowi itu disampaikan oleh para relawan baik Projo atau yang lain," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (10/5/2023).
Musyawarah Rakyat (Musra) Relawan Jokowi menetapkan tiga nama menjadi bakal calon presiden (capres) dan empat bakal nama calon wakil presiden (cawapres) 2024.
Tiga nama capres versi Musra yakni Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Bacapres PDIP Ganjar Pranowo dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sementara cawapres, ada nama Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Kepala Staff Presiden Moeldoko, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsyad Rasyid.
Ali mengatakan pembahasan paling menarik ada pada pemilihan cawapres.
Menurutnya, pembicaraan capres sudah berhenti di tiga nama yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Baca juga: Hasil Musra Relawan Jokowi: Ganjar Pranowo Raih Suara Terbanyak, Prabowo Kedua
"Yang menarik lagi dari tiga nama itu tidak ada yang dominan secara statistik. Nah variabel cawapres itu sangat menentukan," tambahnya.
Pembahasan lain yang menurut Ali menarik adalah arah dukungan politik Jokowi yang masih menaruh di dua tokoh, yakni Prabowo dan Ganjar.
Meski begitu, lanjut Ali, keduanya masih memiliki kerumitan sendiri bagi Jokowi. Pasalnya, Jokowi tidak mungkin memberikan dukungan secara vulgar ke Prabowo, mengingat dirinya adalah kader PDIP.
"Tapi kalau di Ganjar, Presiden Jokowi tidak bisa secara leluasa melakukan orkestrasi karena di situ ada Bu Mega," lanjutnya.
Dia pun mencontohkan penentuan capres PDI-Perjuangan ditentukan oleh Megawati, begitu juga nantinya dengan penentuan cawapres partai tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.