Di Labuan Bajo, Para Pemimpin ASEAN Kecam Kekerasan Myanmar dan Bahas Persaingan AS dan China
Krisis politik yang berkepanjangan di Myanmar menjadi salah satu isu yang dibahas di antara isu-isu yang dihadapi ASEAN pada pertemuan puncak
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
Menurut sumber diplomatik, kemajuan implementasi konsensus pum dibahas pada hari kedua KTT, di mana beberapa keputusan dapat dibuat, termasuk rencana implementasi.
Isu lain yang dibahas oleh para pemimpin ASEAN pada Rabu kemarin, termasuk upaya untuk mempertahankan peran sentral di kawasan, di tengah meningkatnya persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Mengenai usulan kesepakatan 'kode etik" di Laut China Selatan (LCS) yang kini sedang disusun oleh ASEAN dan China untuk membantu mencegah konfrontasi di wilayah tersebut, para pemimpin akan menyambut 'inisiatif untuk mempercepat negosiasi COC'.
Perjanjian tersebut akan mencakup 'proposal untuk mengembangkan pedoman demi mempercepat kesimpulan awal dari COC yang efektif dan substantif'.
Pada Rabu kemarin, para pemimpin ASEAN mengadopsi peta jalan untuk keanggotaan penuh Timor Leste, negara kecil yang mencapai kemerdekaan formal pada 2002 itu saat ini masih berstatus sebagai pengamat ASEAN.
Dalam peta jalan tersebut, ditetapkan bahwa Timor Lestw harus 'menyiapkan skema keuangan untuk memenuhi semua kewajiban keuangan anggota ASEAN' dan harus memiliki 'infrastruktur fisik dan logistik yang memadai demi menjadi tuan rumah pertemuan dan menampung' delegasi ASEAN.
ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.