Pelaku Pembunuhan Bos di Semarang akan Tes Kejiwaan, Ahli: Tersangka Orang Waras, Bisa Cerita Lancar
Ahli Psikolog Forensik menyebutkan pelaku pembunuhan mutilasi bos di Tembalang Semarang, Husen tidak mempunyai gangguan jiwa.
Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Ahli Psikolog Forensik, Reza Indragiri menyebutkan pelaku pembunuhan mutilasi bos di Tembalang Semarang, Husen adalah orang waras atau tidak mempunyai gangguan jiwa.
Reza mengatakan, mengenai pemeriksaan kejiwaan terhadap memang pelaku sah-sah saja, tetapi ia membayangkan pelaku adalah orang yang waras.
"Tentu kalau mau dilakukan pemeriksaan (kejiwaan), silakan saja, tetapi saya membayangkan tersangka ini orang yang waras," katanya, dikutip Tribunnews.com dari wawancara di YouTube tvOneNews, Kamis (11/5/2023).
Hal tersebut lantaran pelaku mampu untuk mengingat dan menceritakan ulang peristiwa yang terjadi secara gamblang atau lancar.
"Sesadis-sadisnya dia, itu beralasan, bahkan ia mampu untuk mengingat dan menceritakan ulang peristiwa itu secara gamblang," ungkap Reza.
"Dalam pengertian tidak punya kegilaan atau gangguan kejiwaan yang membuat dia lolos dari Pasal 44 ayat 1, tidak demikian," imbuhnya.
Baca juga: Pedagang Angkringan Dekat Lokasi Pembunuhan Bos di Semarang Terancam Hukum, Kini Status Masih Saksi
Husen akan Jalani Tes Kejiwaan
Sebelumnya diketahui, Husen akan menjalani tes kejiwaan setelah melakukan pembunuhan mutilasi terhadap bosnya itu.
“Nanti akan kami lengkapi dengan tes kejiwaan,” tutur Irwan merespons pertanyaan wartawan saat konferensi pers di markasnya, dikutip dari TribunJateng.com.
Diketahui, setelah melakukan pengejaran, polisi berhasil menangkap Husen dan menetapkannya sebagai tersangka, Rabu (10/5/2023).
Sebelumnya, ketika ditanya mengenai alasannya melarikan diri setelah membunuh bosnya tersebut, Husen mengaku dirinya kabur untuk mempersulit pekerjaan polisi.
“Kalau saya langsung menyerahkan diri ke polisi, keenakan pihak kepolisian. Makanya saya melarikan diri,” ungkapnya.
Husen pun mengaku puas setelah membunuh bosnya karena merasa dendamnya sudah terlampiaskan.
“Enggak nyesal. Saya puas karena dendam saya sudah terlampiaskan,” katanya.