Puluhan Bhante Asal Thailand Jalan Kaki ke Candi Borobudur untuk Ikuti Perayaan Waisak 2023
31 Bhante Thudong dari Thailand berjalan kaki menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah untuk mengikuti perayaan Waisak 2567 BE /2023 pada 4 Juni.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - 31 Bhante Thudong dari Thailand berjalan kaki menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah untuk mengikuti perayaan Waisak 2567 BE /2023 pada 4 Juni 2023.
Thudong merupakan perjalanan ritual para Bhante yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer.
Para Bhante memulai perjalanan ini pada 23 Maret 2023 dari Nakhon Si Thammarat, Thailand melewati Malaysia, Singapura, dan tiba Batam pada 8 Mei lalu.
Para Bhante Thudong kemudian diterima Dirjen Bimas Buddha di lantai 16 Kantor Kementerian Agama Jalan MH. Thamrin No. 06 Jakarta Pusat.
Keberangkatan 31 Bhante Thudong dari Thailand untuk melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur dilepas langsung oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (11/5/2023), dikutip dari Kemenag.go.id.
Baca juga: Waisak 2023 Jatuh pada 6 Mei atau 4 Juni 2023? Ini Jadwal Waisak dari Kemenag
Dikatakan Supriyadi, hubungan antara Indonesia dengan Thailand cukup baik.
Sangharaja pernah menyerahkan dua Rupam Buddha untuk vihara di Indonesia.
"Itulah sebagai bukti kelanjutan kerja sama yang baik antara pemerintah Thailand dan Indonesia," ungkapnya.
Supriyadi berharap perjalanan 31 Bhante Thudong menuju Candi Borobudur berlangsung dengan lancar dalam lindungan para Buddha Bodhisattva.
"Semoga tekad bapak dan ibu semua bisa menjadikan seluruh harapan dapat diraih dan dijadikan sebagai pemahaman atas kita dalam menyambut dan memperingati Tri Suci Waisak. Detik-detik Waisak di Indonesia akan dirayakan pada pukul 10.40 WIB. Mudah-mudahan kita dapat melaksanakan dan mendapatkan berkah dari apa yang kita peringati dan kita rayakan," harap Supriyadi.
Sebelum dilepas keberangkatannya, para Bhante melakukan puja bakti di Cetiya Jambala Jaya dan kemudian menerima Pindapata dari pegawai Bimas Buddha dan pegawai lainnya.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan dari Kementerian Agama Jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat menuju ke Candi Borobudur dengan melewati jalan raya Bekasi, Cirebon, Semarang dan sampai di Magelang.
Apa Itu Thudong?
Thudong merupakan tradisi berjalan yang sudah berlangsung sejak dahulu.
Dijelaskan Bhante Dhammavuddho bahwa pada Zaman Sang Buddha, belum ada vihara, belum ada tempat tinggal para Bhante.
Oleh sang Buddha, para Bhante diberi kesempatan tinggal di hutan, gunung, atau gua.
"Jadi dalam setahun, mereka akan berjalan seperti ini selama empat bulan untuk melaksanakan tradisi ini. Kebetulan karena di Indonesia ada Candi Borobudur, bertepatan Hari Raya Waisak, dan mereka jalan dari Thailand," terangnya.
Bhante berharap selama perjalananan, mereka melatih kesabaran karena Sang Buddha mengajarkan bahwa kesabaran adalah praktik dhamma yang paling tinggi.
"Meraka terkena panas, hujan, dan ini juga makan satu hari satu kali dan minuman seadanya," jelas Bhante.
Perwakilan Manajemen PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Emilia Eny Utari mengatakan agenda seperti ini merupakan sesuatu yang luar biasa.
Menurutnya, perayaan Waisak tahun ini menjadi berbeda seiring kegiatan spiritual Thudong yang baru pertama kali.
"Kami dari manajemen candi tentunya sangat memberikan apresiasi dan nanti pada saat tiba di Candi Borobudur, kami dari Manajemen, Direksi akan menyambut khusus, untuk sekaligus bisa memberikan kesempatan, melakukan puja, naik ke Candi Borobudur."
"Nanti kita akan atur. Mudah-mudahan semua apa yang menjadi harapan bhante peserta Thudong bisa mendapatkan kelancaran tiba dengan selamat, sehat selalu," kata Emilia Eny Utari.
Hari Raya Waisak 2567 BE
Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menegaskan bahwa perayaan Waisak 2567 Buddhis Era (BE) bertepatan dengan 4 Juni 2023, bukan 6 Mei di tahun yang sama.
"Waisak 2567 BE bertepatan 4 Juni 2023. Ini juga sudah terakomodir dalam Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta Menteri Tenaga Kerja," tegas Supriyadi di Jakarta, Sabtu (29/4/2023).
"Jadi masyarakat, utamanya umat Buddha, tidak perlu bingung lagi," sambungnya.
Menurut Supriyadi, peringatan detik Waisak hanya ada di Indonesia dengan menggunakan patokan astronomi universal.
"Pedoman yang dipergunakan dalam penetapan hari raya Tri Suci Waisak dan hari besar Buddhis lainnya di Indonesia adalah Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan Astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern," jelasnya.
Dalam penetapan hari besar Buddhis, lanjut Dirjen Bimas Buddha, pergantian hari dimulai pada pukul 12 penetapan tengah malam, sehingga upacara puja dapat dilaksanakan sesudah atau tepat pada detiknya.
Supriyadi merinci, bahwa satu tahun matahari berjumlah 365 hari, sedangkan satu tahun lunar habya 355 hari. Sehingga, terdapat perbedaan 10 hari setiap tahunnya.
"Tahun 2023 Masehi adalah tahun kabisat lunar di mana terdapat bulan waisak ganda. Maka yang diambil adalah Purnama-Sidhi waisak kedua yang jatuh pada 4 Juni 2023 dengan detik waisak pukul 10.41.19 WIB," tandasnya.
(Tribunnews.com/Fajar)