Wisuda Pascasarjana Mahasiswa Tunarungu Indonesia di Washington DC Dihadiri Dubes Rosan Roslani
Prosesi wisuda dilaksanakan pada Kamis 12 Mei 2023 dan diikuti 30 mahasiswa internasional dari 11 negara.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC – Seorang mahasiswa tunarungu asal Indonesia, Phieter Angdika, menyelesaikan program S2 Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) yang dia jalani sejak tahun 2021 di Universitas Gallaudet di Washington DC, Amerika Serikat.
Prosesi wisuda dilaksanakan pada Kamis 12 Mei 2023 dan diikuti 30 mahasiswa internasional dari 11 negara.
Baca juga: Fakta-fakta Momen Wisuda Anak Ferdy Sambo: Tribrata Tegar hingga 2 Kursi Kosong
Phieter merupakan salah satu dari dua mahasiswa penerima beasiswa World Deaf Leadership (WDL) tahun 2021, yang disponsori Nippon Foundation (Jepang) bekerjasama dengan Universitas Gallaudet.
Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, Phieter harus bersaing dengan 425 orang lainnya dari seluruh dunia.
Phiether merupakan peneliti di Laboratorium Riset Bahasa Isyarat (LRBI) FIB Universitas Indonesia.
Universitas Gallaudet merupakan kampus swasta ternama di Washington DC yang fokus memberikan edukasi kepada pelajar tunarungu dan tunawicara. Kampus ini telah berdiri sejak tahun 1864. Sebelum Phieter terdapat 4 orang Indonesia lainnya yang meraih gelar sarjana (S1) dari Gallaudet University.
Presiden Gallaudet University, Roberta Cordano dalam sambutannya menyampaikan pentingnya dukungan komunitas dalam mewujudkan misi Gallaudet untuk mencetak generasi muda masa depan.
Baca juga: Konflik Memanas, Nasib Kelanjutan Studi Mahasiswa Indonesia Diungkap Dubes Sudan
Keahlian, ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki para wisudawan masih sangat jarang di masyarakat dan sangat diperlukan untuk kemajuan masa depan.
Acara wisuda ini dihadiri Dubes RI di Washington DC Rosan Roslani sekaligus memenuhi permintaan Phieter Angdika sendiri. Dubes Rosan Roeslani hadir bersama istri, Ayu Heni Rosan.
Dubes Rosan mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian Phieter. “Saya sangat senang, bahagia, dan terharu dengan pencapaian Piether. Prestasinya membanggakan, dia menjadi orang Indonesia pertama yang menyelesaikan program S2 di Universitas Gallaudet," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip hari ini.
Dubes Rosan juga berkomitmen untuk membantu Phieter meneruskan program S3 dalam bidang Linguistics di Universitas yang sama. “Setelah menyelesaikan pendidikannya, Phieter dapat membantu mengembangkan edukasi untuk tuna rungu di Indonesia," ujar Dubes Rosan.
Setelah menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya ini, Phieter akan melanjutkan pendidikan S3 pada musim gugur 2023.
Dubes Rosan berharap Indonesia kelak akan memiliki universitas khusus untuk penyandang disabilitas seperti Gallaudet University.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.