Perkuat Kerjasama Pendidikan, 21 Kampus Indonesia Teken MoU dengan Perguruan Tinggi China
Sebanyak 21 perguruan tinggi dalam negeri menandatangani nota kesepahaman dengan 13 perguruan tinggi dari China.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 21 perguruan tinggi dalam negeri menandatangani nota kesepahaman dengan 13 perguruan tinggi dari China.
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi tuan rumah penandatanganan nota kesepahaman antar universitas di Indonesia dan China di bawah Indonesia-China University Alliance (ICUA).
Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si., mengungkapkan UMJ menandatangani nota kesepahaman dengan delapan universitas dari China.
Ma’mun sangat berharap agar kerjasama dapat diimplementasikan dengan program nyata.
"Harus ada program yang nyata untuk internasionalisasi universitas kita (UMJ) termasuk join research, pertukaran dosen termasuk mahasiswa,” kata Ma’mun melalui keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan di Auditorium dr. Syafri Guricci, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ.
Ma’mun menuturkan pelaksanaan program kerjasama UMJ dengan perguruan tinggi luar negeri sebelumnya terkendala pandemi Covid-19.
Adanya kebijakan lock down mengakibatkan program kedua belah pihak baik UMJ maupun mitra kampus tidak dapat berjalan maksimal.
"Saat ini diharapkan tindak lanjut kerjasama bisa dilakukan dengan maksimal," kata Ma'mun.
Sebagaimana disebutkan Ma’mun bahwa semenjak kebijakan lock down dicabut, UMJ telah melakukan beberapa tindak lanjut kerjasama dengan perguruan tinggi di Turki.
Selain itu agenda ke depan UMJ akan mengunjungi Jepang, Thailand, dan China untuk melakukan kunjungan balasan.
Baca juga: Rektor UMJ Kritisi Kebijakan Pemerintah, Lebih Mengutamakan Perguruan Tinggi Negeri Dibanding Swasta
Hal senada disampaikan Ketua ICUA Prof. Gunawan Suryoputro bahwa program kunjungan maupun pertukaran dapat membuka peluang bagi kedua belah pihak.
Gunawan menilai potensi China dalam bidang teknologi, bisnis, dan kesehatan dapat dilirik oleh universitas di Indonesia untuk menindaklanjuti kerja sama.
“Ini adalah event kedua. Sebelum ini, pernah dilaksanakan juga di Universitas Al Azhar Indonesia. Sayangnya setelah MoU itu terjadi pandemi Covid 19. Jadi ada kendala dalam pelaksanaan program kerja sama," tutur Gunawan.