Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Isu Politik Identitas, PKS: Kami Partai Islam Merasa Tersinggung

Sebagai partai Islam, PKS merasa tersinggung dengan isu-isu politik identitas yang selalu mengemuka di publik.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Soal Isu Politik Identitas, PKS: Kami Partai Islam Merasa Tersinggung
Tribunnews/JEPRIMA
Bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid serta para perwakilan organisasi buruh dan pengemudi ojol berfoto bersama pada perayaan Hari Buruh yang diselenggarakan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2023). Kegiatan tersebut dihadiri pula sejumlah perwakilan organisasi buruh hingga pengemudi ojek online. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Iqbal mengatakan sebagai partai Islam pihaknya merasa tersinggung dengan isu-isu politik identitas yang selalu mengemuka di publik.

Menurut Iqbal, isu politik identitas selalu dikaitkan dengan agama.

Padahal semua orang memiliki identitas.

"Kami partai Islam merasa tersinggung karena sejarahnya kami tidak pernah menggunakan poltik identitas," kata Iqbal dalam sebuah diskusi publik di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (17/5/2023).

Baca juga: PKS Anggap Isu Politik Identitas Sebagai Agenda Setting

Dia menjelaskan semua orang memiliki ciri-ciri identitas masing-masing entah berdasarkan usia maupun generasi.

"Identitas itu banyak, ada usia, yang milenial pilih yang milenial, yang tua pilih yang tua, yang kulitnya putih pilih yang putih," ujar Iqbal.

BERITA REKOMENDASI

Iqbal menegaskan dalam berkampanye PKS tak pernah mengajak konstituen untuk memilih berdasarkan agama.

"Tidak pernah PKS dalam kampanye 'pilih kalau tidak pilih PKS masuk neraka' enggak pernah," ucapnya.

Sebaliknya, kata dia, PKS selalu menggaungkan politik gagasan seperti menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga menolak UU Cipta Kerja.

"Menuduh rakyat Indonesia memilih karena identitas itu menandakan seolah-olah masyarakat Indonesia bodoh, padahal masyarakat Indonesia cerdas walaupun dia tahu bahwa identitasnya A, tapi kalau dia tidak kapabel dia tidak akan memilihnya," imbuhnya.

Diskusi ini dihadiri Ketua DPP PDIP sekaligus Wakil Ketua DPR RI Ahmad Basarah, Ketua DPP Partai NasDem sekaligus Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Willy Aditya.


Kemudian, peneliti ahli utama pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro, pengamat politik Rocky Gerung dan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ma'mun Murod.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas