Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Penolakan Konser Coldplay di Jakarta: Ancaman PA 212, MUI Sebut Bertentangan UUD 1945

Konser Coldplay di Jakarta diwarnai dengan adanya sejumlah penolakan, di mana datangnya dari PA 212 dan juga dari MUI.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Fakta-fakta Penolakan Konser Coldplay di Jakarta: Ancaman PA 212, MUI Sebut Bertentangan UUD 1945
IMDb
Coldplay. Dalam artikel mengulas fakta-fakta konser Coldplay di Jakarta diwarnai dengan adanya sejumlah penolakan, di mana datangnya dari PA 212 dan dari MUI. 

TRIBUNNEWS.COM - Band asal Inggris, Coldplay yang rencananya akan manggung di Jakarta, Indonesia, pada 15 November 2023 mendatang diwarnai adanya sejumlah penolakan.

Penolakan tersebut, datang dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Penolakan Coldplay tersebut, berdasarkan alasan grup band itu disebut yang mendukung eksistensi kaum LGBT.

Adanya hal tersebut mengundang pro dan kontra dari masyarakat.

Di sisi lain di tengah adanya penolakan, penjualan tiket konser Coldplay di Jakarta laris manis.

Bahkan di war ticket hari ini Jumat (19/5/2023), terpantau tiket Coldplay kategori Ultimate Experience yang dibanderol senilai Rp11 juta sudah sold out.

Baca juga: Wakil Ketua MUI Anwar Abbas Minta Pemerintah Batalkan Konser Coldplay di Jakarta, Singungg Soal LGBT

Lantas berikut fakta-fakta terkait penolakan konser Coldplay di Jakarta:

Berita Rekomendasi

1. PA 212 Beri Ancaman

PA 212 mengancam akan melalukan demo besar-besaran apabila konser Coldplay akan tetap terlaksana di Jakarta.

Bahkan PA 212 juga mengancam akan mengepung Bandara Soekarno-Hatta.

Novel Bamukmin, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PA 212, menyatakan penolakan tersebut karena Coldplay telah mendukung LGBT dan hal itu bertentangan dengan Pancasila.

Novel pun memberikan imbuan kepada panitia penyelenggara untuk membatalkan konser Coldplay di Jakarta.

2. Kata Mabes Polri

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan bahwa pihaknya mempersilakan siapa saja termasuk PA 212 yang ingin melakukan aksi unjuk rasa.

Kerena menurutnya, hal tersebut merupakan hak kebebasan berpendapat dari setiap orang.

"Terkait aksi unjuk rasa, unjuk rasa adalah kebebasan berpendapat kita akan kawal apa tuntutannya," kata Ramadhan kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.

Pihaknya, akan berkomunikasi dan mencari tahu terlebih dahulu mengenai alasan penolakan tersebut.

"Kita harus komunikasi, kita pengen tahu apa yang harus kita kawal, ini kan kebebasan berpendapat," ujarnya.

Ia pun menuturkan, bahwa konser tersebut nantinya menjadi wewenang dari Polda Metro Jaya dalam menangani pengamanan.

"Konser Coldplay itu yang melakukan pengamanan ada di Polda Metro Jaya," ucapnya.

"Ini merupakan kegiatan masyarakat yang menjadi kewajiban Polri untuk mengamankan kegiatan tersebut," tambahnya.

3. MUI Berikan Penolakan

Grup band asal Inggris, Coldplay.
Grup band asal Inggris, Coldplay. (Twitter @StreetsofL)

Penolakan juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Alasannya juga terkait Band Rock asal Inggris tersebut yang mendukung LGBT.

Terkait hal tersebut, dikatakan oleh Wakil Ketua, Anwar Abbas.

Anwar Abbas pun meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno membatalkan konser Coldplay, di Jakarta tersebut.

Anwar mengatakan, MUI menilai LGBT yang didukung Coldplay telah bertentangan dengan UUD 1945 dan konstitusi.

"Di negeri ini ada enam agama yang diakui oleh negara di mana tidak ada satu agamapun dari keenam agama tersebut yang membenarkan dan mentolerir praktek LGBT."

"Apalagi dalam konstitusi negara kita dalam pasal 29 ayat 1945 jelas-jelas dikatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa."

"Ini artinya tidak boleh ada di kegiatan yang kita lakukan di negeri ini yang bertentangan dengan ajaran agama," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Jumat (19/5/2023).

4. MUI: Menparekraf Hanya Melihat Sisi Ekonomi

Baca juga: Fakta MUI dan PA 212 Tolak Konser Coldplay di Jakarta Terkait Isu LGBT, Tak Bisa Dianggap Remeh

Anwar Abbas mengatakan dampak lain seperti akhlak, moralitas, dan budaya bangsa harus juga dipikirkan terkait adanya konser Coldplay di Jakarta tersebut.

"Untuk itu saya mengimbau sang menteri agar tidak melanjutkan rencananya karena al demikian jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 terutama pasal 29 ayat 1 dan hal demikian juga jelas akan merusak akhlak dan moralitas dari anak-anak bangsa dan hal demikian tentu saja tidak kita inginkan," ujarnya.

Bukan melulu soal perekonomian.

Anwar menilai, Menparekraf Sandiaga Uno hanya melihat dari sisi keuntungan ekonomi saja.

Bahkan, Anwar menganggap pemerintah sudah layaknya miliarder keturunan Hongaria, George Soros, yang hanya memikirkan keuntungan semata terkait digelarnya konser Coldplay.

"Banyak dari para pemimpin di negeri ini yang sudah tidak lagi berfikir ideologis dan pancasilais tapi sudah sangat liberal dan pragmatis sehingga kita lihat banyak sekali para pemimpin dan pejabat di negeri ini sudah berfikir dan bertindak seperti George Soros."

"Dimana yang bersangkutan ketika diberitahu bahwa dia tidak disukai di Thailand, Malaysia, dan Indonesia, dia dengan enteng menjawab 'Pada dasarnya aku hanya ingin membuat uang dan tidak peduli pada dampak sosial atas apa yang aku lakukan'," papar Anwar.

Dengan beberapa alasan tersebut, Anwar pun mengimbau kepada pemerintah khususnya Sandiaga Uno agar membatalkan konser Coldplay tersebut.

5. Kata Sandiaga Uno

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sadiaga Salahudin Uno gagal war tiket konser Coldplay di Jakarta.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sadiaga Salahudin Uno gagal war tiket konser Coldplay di Jakarta. (kolase/instagram)

Menparekraf Sandiaga Uno mengeklaim promotor konser Coldplay telah menyiapkan acara tersebut dengan baik meski ada penolakan yang ada.

Persiapan itu meliputi prosedur keselamatan dan keamanan dari penonton hingga penampil.

"Sampai saat ini semua persiapan dalam proses dan menunjukkan hasil yang menggembirakan," tutur Sandiaga Uno.

"Kami sangat bersyukur Indonesia jadi salah satu dari empat negara yang terpilih jadi tuan rumah konser Coldplay," tegasnya.

Terkait penolakan yang ada, Sandiaga meresponnya, bahwa sebagai negara demokrasi penolakan tersebut harus disampaikan sesuai dengan koridornya.

“Kami tugasnya mempersiapkan kalau ada mau sampaikan, silahkan. Saya hadir untuk mendengarkan. Jika keberatan, mekanismenya disampaikan sesuai koridornya,” katanya lagi.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Ifan Rizky/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas