Fakta MUI dan PA 212 Tolak Konser Coldplay di Jakarta Terkait Isu LGBT, Tak Bisa Dianggap Remeh
PA 212 dan MUI sama-sama menolak konser Coldplay di Jakarta karena sang artis mendukung LGBT.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
Kala itu, FPI mendesak pihak penyelenggara membatalkan konser Lady Gaga karena menilai sang penyanyi pemuja setan dan mengumbar aurat.
Buntutnya, manajemen Lady Gaga meminta pembatalan konser dan kepolisian Indonesia menolak mengeluarkan izin keramaian.
Padahal, sebanyak 50.000 tiket telah habis terjual.
Baca juga: Web Resmi Penjualan Tiket Konser Coldplay Kembali Antre Lebih dari 500 Ribu Orang
"Sangat mungkin (batal), karena sudah pernah kejadian dan ini bakal jadi preseden buruk," ujar Nuran.
"Sekarang yang harus dipikirkan kalau konser Coldplay sampai batal karena ancaman PA 212 sudah pasti memberikan dampak buruk ke festival musik di Indonesia," jelasnya.
4. Jadi pertaruhan nama Indonesia
Nuran Wibisono melanjutkan, kepastian Coldplay konser di Jakarta akan menjadi pertaruhan bagi nama Indonesia.
Lantaran, saat ini nama Indonesia tengah 'naik daun' di negara-negara Asia untuk menggelar konser.
Pasar konser musik di Indonesia terbilang tinggi karena jumlah penduduknya yang terbanyak dan angka kelas menengah atas yang tinggi.
Tak hanya itu, kesuksesan konser BLACKPINK pada Maret 2023 lalu, menjadi satu dari sekian faktor Indonesia diperhitungkan sebagai tempat konser.
"Konsernya sukses besar dari kacamata promotor, tiket terjual habis dan penyelenggaraan lancar."
"Coldplay bisa dibilang titik pertaruhan bagi banyak pihak," bebernya.
Karena itu, Nuran meminta agar Polri dan pemerintah segera menyikapi ancaman PA 212 untuk membuktikan kepada publik dan artis mancanegara, perhelatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) nanti dipastikan aman.
"Kalau polisi diam saja, ya nama Indonesia akan jelek," tandasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yohanes Liestyo/Rina Ayu Panca Rini, Wartakotalive.com/Joanita Ary)