Try Sutrisno Khawatir Pemahaman Anak Muda Indonesia Soal Pancasila Mulai Bergeser
Try Sutrisno menyampaikan kekhawatirannya terkait pemahaman anak muda terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ke-6 Republik Indonesia Try Sutrisno menyampaikan kekhawatirannya terkait pemahaman anak muda terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Kata Try, berdasarkan hasil survei yang dihimpunnya, terdapat lebih dari 80 persen siswa sekolah menengah yang menilai kalau Pancasila bukan lagi ideologi yang permanen.
"Kita harus waspada terhadap fakta hasil survei terbaru yang menyatakan bahwa 83 persen siswa SMA menganggap bahwa Pancasila bukan ideologi permanen sehingga bisa diganti," kata Try dalam Silaturahmi Kebangsaan yang digelar oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI secara daring, Selasa (23/5/2023).
Menurut Try, seluruh elemen bangsa termasuk para petinggi negara harus mewaspadai hal tersebut.
Dirinya bahkan merasa heran, kenapa anak muda Indonesia memiliki pemahaman terkait ideologi bangsa yang seperti demikian.
"Kita harus waspada saudara-saudara mengapa anak-anak kita ini bisa sampai demikian," ucap dia.
Atas hal itu, Try Sutrisno menilik kembali soal pemberian pemahaman melalui Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) di masa Orde Baru.
Menurut dia, dengan adanya penggemblengan oleh lembaga BP7 menjadi bangsa Indonesia memahami terkait Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Karena selama reformasi hampir 20 tahun ini tata cara metode penggemblengan bangsa ini sudah dihancurkan sebab kalau dulu ada penataran ada namanya lembaga BP7 tapi sekarang tidak ada," ucap dia.
Try merasa khawatir karena menurut dia para pelajar saat ini merupakan para calon penerus bangsa mendatang.
Baca juga: Survei Setara Institute: 83,3 Persen Siswa SMA Anggap Ideologi Pancasila Dapat Diubah
Indonesia akan dinilai gagal, jika mendatang, para penerus bangsa tidak mengenal falsafah bangsa sendiri.
"Ini bukan main-main, karena para pelajar tersebut adalah para penerus generasi bangsa pemegang tongkat estafet di masa depan apa jadinya Indonesia bila generasi mudanya tidak mengenal falsafah bangsanya sendiri," tukas dia.