Demo di Depan Kemenkes, Osem Penderita Hepatitis Keluhkan Stok Kosong Obat Hepatitis C
Massa yang didominasi penderita Hepatitis positif itu menyambangi Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Obat yang mengalami kekosongan stok itu adalah obat program Daclatasvir.
"Yang oral, selama ini kan untuk pengobatan yang diberikan oleh pemerintah yang DAA itu hanya ada 8 bulan yang lalu," tutur Osem.
Osem kemudian menjelaskan bahwa teman-temannya yang selama ini telah menjalani pengobatan harus memulainya kembali dari 0, karena kekosongan obat tersebut.
"Sampai saat ini banyak teman-teman yang sudah treatment (kemudian) putus di jalan. Jadi selama kekosongan, teman-teman harus mulai dari 0 lagi untuk mulai pengobatan," pungkas Osem.
Dalam aksi itu, massa menuntut pemerintah untuk menyediakan obat Hepatitis C bagi para penderita penyakit tersebut.
"Sediakan obat Hepatitis C berkesinambungan," bunyi tulisan dalam poster yang dibawa.
Massa aksi damai ini menjelaskan bahwa salah satu tanggung jawab Kemenkes adalah menyediakan pengobatan untuk penderita Hepatitis C.
Menurut mereka, saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan seharusnya menyediakan 2 obat program untuk mengobati Hepatitis C, namun obat tersebut tidak selalu tersedia.
Dikutip dari laman www.mayoclinic.org, Hepatitis C merupakan infeksi virus yang menyebabkan peradangan hati dan terkadang menyebabkan kerusakan hati yang serius.
Virus hepatitis C (HCV) menyebar melalui darah yang terkontaminasi.
Hingga saat ini, pengobatan Hepatitis C memerlukan suntikan mingguan dan obat-obatan oral yang sebenarnya tidak dapat dikonsumsi oleh banyak orang yang terinfeksi HCV karena masalah kesehatan lain atau efek samping yang tidak dapat diterima.
HCV kronis biasanya dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi obat oral yang diminum setiap hari selama dua hingga enam bulan.
Namun mirisnya, sekitar setengah dari orang dengan HCV tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, terutama karena mereka tidak memiliki gejala.
Butuh waktu waktu puluhan tahun untuk gejala tersebut muncul dan disadari oleh penderitanya.
Di Indonesia, pemerintah mengadopsi tema global untuk penanggulangan Hepatitis dan mencanangkan tema 'Menuju Generasi Bebas Hepatitis'.
Perlu diketahui, secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 325 juta orang hidup dengan Hepatitis, dengan lebih dari 1,1 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat Hepatitis B dan Hepatitis C.