KH Marsudi Syuhud Bicara Pentingnya Kepemimpinan di Acara Standardisasi Kompetensi Dai ke-21
Kiai Marsudi menyebut ada beberapa orang yang tampaknya memiliki kemampuan untuk mengendalikan situasi tidak peduli apa yang terjadi.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Standardisasi Kompetensi Dai Angkatan Ke-21 di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud dalam sambutannya menyampaikan pesan kepada para dai peserta tentang pentingnya menjadi pemimpin.
Baca juga: MUI Kecam Pernyataan Mahfud MD Sebut LGBT adalah Kodrat dan Tak Bisa Dilarang
Kiai Marsudi menyebut ada beberapa orang yang tampaknya memiliki kemampuan untuk mengendalikan situasi tidak peduli apa yang terjadi.
Alasannya adalah mereka terbiasa bertanggung jawab penuh atas tindakan.
“Bahkan jika mereka tidak memiliki wewenang untuk memastikan itu dan selama kebanyakan orang tidak repot-repot mengambil tanggung jawab, terutama dalam situasi buruk, mereka dengan senang hati tunduk pada orang yang mengambil alih kepemimpinan,” kata dia dalam keterangannya.
Kiai Marsudi mengingatkan tidak perlu mengucapkan sepatah kata pun untuk menjadi seorang pemimpin, selama mampu mengelola prinsip dalam mengeluarkan instruksi atau perintah.
“Anda akan menemukan bahwa Anda dikelilingi oleh aura kekuasaan yang begitu mudah terlihat sehingga Anda hampir bisa membedakannya,” ujar dia.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi mengatakan standardisasi dakwah MUI bertujuan salah satunya untuk meningkatkan kompetensi dai dalam berdakwah.
Diharapkan kepada para dai ketika berdakwah dapat memperhatikan keadaan objek dakwahnya.
“Standardisasi menekankan agar para dai lebih mengutamakan persatuan dan persaudaraan umat dari pada berdakwah pada hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,” jelasnya.
Kiai Zubaidi mengatakan standardisai dakwah juga bertujuan untuk menyatukan persepsi para dai dalam berdakwah di lingkungan masyarakat.
Dijelaskan bahwa strategi yang dimiliki oleh para dai sangat diperlukan untuk menjalankan misi yang benar sesuai dengan fiqh maupun amaliyah yang dijalani oleh masyarakat.
Baca juga: MUI Imbau Menparekraf Tak Lanjutkan Rencana Konser Coldplay di Indonesia
Kiai Zubaidi mengakui kegiatan standardisasi dakwah ini awalnya menjadi kontroversi.
“Namun kita menjelaskan sedetail mungkin bahwa standardisasi ini bukan untuk membatasi gerak para dai. Malah sebaliknya memperluas kemudahan dai dalam berdakwah,” ujarnya.
Acara Standardisasi Kompetensi Dai ini merupakan kegiatan angkatan kedua puluh satu.
Agenda tersebut akan terus diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia guna meningkatkan kompetensi dan metode dakwah para dai di Indonesia.