Denny Indrayana soal Jokowi Cawe-cawe Pilpres 2024: Harusnya Presiden Jadi Wasit
Denny mengkritik sikap Jokowi yang mengakui cawe-cawe terkait Pilpres 2024. Menurutnya Jokowi harus menjadi wasit.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
"Para terduga mafia kasus di MA tersebut mengatakan, mereka dijanjikan dibantu kasusnya dengan syarat, memenangkan PK Moeldoko di MA," kata Denny.
Denny pun menyebut, berdasarkan pernyataan mantan penyidik KPK, Novel Baswedan, alasan tersangka kasus suap penanganan kasus perkara di Mahkamah Agung (MA), Hasbi Hasan, tidak ditahan menjadi indikasi adanya tukar guling dengan pemenangan PK Moeldoko.
Baca juga: Pakar Soal Cawe-Cawe Jokowi: Peran Presiden di Pemilu Wasit, Jika Tak Netral Langgar Konstitusi
Berdasarkan hal ini, Denny pun menilai perlunya pemecatan atau impeachment terhadap Jokowi berkaca dari kasus Watergate yang menyeret mantan Presiden AS, Richard Nixon.
"Jokowi bukan hanya memasang alat sadap, tetapi melalui Moeldoko, berusaha 'mencopet' Partai Demokrat. Bayangkan, demi mengagalkan pencalonan Anies Baswedan, Presiden Jokowi sampai tega membajak partainya Presiden ke-6 SBY," tegasnya.
Jokowi Cawe-cawe Pilpres 2024 demi Kepentingan Negara
Sebelumnya, Jokowi menyinggung soal cawe-cawe dirinya pada Pilpres 2024 saat menggelar pertemuan dengan para pimpinan media nasional di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (29/5/2023).
Kepada GM News and Current Affairs Kompas TV, Yogi Nugraha, Jokowi mengungkapkan cawe-cawe tersebut disebut untuk kepentingan negara.
"Ya cuma cawe-cawe sih. Ada lebih dari 7 kali Pak Presiden mengatakan cawe cawe,” kata Yogi Nugraha menyampaikan pernyataan Jokowi.
Yogi mengatakan dalam pertemuan tersebut Jokowi menekankan ikut cawe-cawe karena menyangkut kepentingan nasional.
Baca juga: NasDem: Presiden Jokowi Jangan Cawe-cawe Hanya untuk Kepentingan Politik Pribadi
Awalnya, Jokowi membicarakan soal momentun penting dalam 13 tahun ke depan.
Negara-negara yang memiliki momentum 13 tahun tersebut yang akan naik atau tumbuh.
“Kemudian dikaitkan lah dengan soal Capres. Tadi (Jokowi) mengatakan begini "pemimpin di tahun 2024, 2029 dan 2034 itu sangat krusial untuk mewujudkan 13 tahun",” katanya.
"Ya saya untuk hal ini, (momentum 13 tahun), saya (Jokowi) harus cawe cawe. Karena untuk kepentingan negara" imbuh Yogi menirukan Jokowi.
Menurut Yogi, dalam pertemuan tersebut Jokowi menegaskan cawe-cawe bukan berarti abuse of power menggunakan perangkat negara mencampuri urusan Pilpres.
Jokowi akan menggunakan cara yang baik dan elegan dalam cawe cawe politiknya.
“Bahwa saya punya cara cawe-cawe dan saya tahu persis bagaimana cara berpolitik yang baik,” kata Yogi menirukan pernyataan Jokowi.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Fersianus Waku)
Artikel lain terkait Pilpres 2024