Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Golkar Disarankan Memaksimalkan Potensi Ridwan Kamil Menaikan Elektabilitas  

Bawono pun menyebut, guna meningkatkan elektabilitas partai-partai tersebut, butuh figur sentral dengan bekal angka elektoral tinggi. 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Golkar Disarankan Memaksimalkan Potensi Ridwan Kamil Menaikan Elektabilitas  
WARTA KOTA/YULIANTO
Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Ridwan Kamil memberikan sambutan pada acara Kuliah Umum Partai Golkar di Institut Golkar, Jakarta, Senin (13/3/2023). Kuliah umum yang dihadiri para politisi muda partai Golkar tersebut bertemakan kepemimpinan transformatif yang berbasis karya. Warta Kota/YULIANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menyoroti sejumlah partai politik yang elektabilitasnya stagnan di sejumlah lembaga survei akhir-akhir ini.

Bawono pun menyebut, guna meningkatkan elektabilitas partai-partai tersebut, butuh figur sentral dengan bekal angka elektoral tinggi. 

Hal itu terporter dari PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra yang memiliki figur atau tokoh di masing-masing. Sehingga menempatkan kedua partai itu bertengger diposisi puncak.

Berbeda dengan Partai Golkar, yang kerap berada di tiga besar justru mengalami stagnan.

Bawono pun menilai, salah satu solusi bagi Partai Golkar untuk meningkatkan elektabilitas adalah memberi dukungan kepada kader yang memiliki elektabilitas tinggi. 

Sebab, pemilu serentak nanti hampir mirip dengan pemilu pada 2019 lalu. Dimana, Pilpres dilaksanakan bersamaan dengan Pileg. Sehingga partai politik harus memiliki nilai jual tinggi untuk merebut suara rakyat.

Berita Rekomendasi

”Selain visi dan misi, program yang baik dan memikat, tentu nilai jual lainnya adalah ketokohan di partai tersebut,” kata Bawono kepada wartawan, Selasa (30/5/2023). 

Saat ini, Partai Golkar memang sudah memiliki Airlangga Hartarto sebagai tokoh sentral sekaligus ketua umum. Namun, hasil survei mendapati elektabilitas Airlangga tidak pernah beranjak.

Kondisi serupa dialami oleh beberapa partai lain seperti PAN dan PKB. Elektabilitas ketua umum kedua partai tersebut masih terbilang kecil. 

Namun, Partai Golkar beruntung lantaran Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bergabung dengan partai berlambang pohon beringin tersebut.

Baca juga: Ini Figur Cawapres yang Paling Banyak Dipilih Masyarakat, Ada Sandiaga, Ridwan Kamil Hingga Ahok

Meski terbilang orang baru di Partai Golkar, Bawono menyampaikan bahwa Ridwan Kamil membawa amunisi yang cukup untuk bertarung dalam pemilu tahun depan. 

Pria yang akrab dipanggil RK atau Kang Emil itu memiliki elektabilitas tinggi. Sehingga bisa menjadi solusi atas masalah yang dialami Partai Golkar

”Memang tidak bisa dipungkiri, dibandingkan dengan elite-elite lain di Partai Golkar, termasuk ketua umum, Kang Emil ini relatif cukup menjanjikan daya saing elektoralnya,” ujar dia. 

Dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia, Litbang Kompas, dan lembaga survei lainnya, nama Ridwan Kamil selalu muncul. Utamanya sebagai figur yang diunggulkan untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres). 

Dalam hasil survei Populi Center yang disampaikan kepada publik pada Senin, (29/5/2023), Ridwan Kamil menjadi cawapres yang paling banyak dipilih dengan angka elektabilitas mencapai 19,3 persen. 

Bahkan, Ridwan Kamil kerap mengungguli nama besar lain seperti Sandiaga Uno dan Erick Thohir di lembaga-lembaga survei. 

”Jadi, saya kira belum terlambat bagi Partai Golkar dan juga para elite Partai Golkar untuk bisa mempertimbangkan strategi lain, demi kebaikan institusi Partai Golkar,” terang Bawono. 

Bawono juga nenilai, posisi Ridwan Kamil yang masih bertugas sebagai Gubernur Jawa Barat itu tidak hanya memiliki elektabilitas tinggi, melainkan juga populer dan cenderung disukai masyarakat.

Baca juga: Ridwan Kamil Tunggu Restu Partai, Maju Jadi Gubernur di Jabar Atau DKI Jakarta

"Untuk dikedepankan, misalnya ditawarkan dalam skema-skema capres - cawapres kah, dengan capres-capres yang sekarang ada di antara tiga nama itu,” jelas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas