Soal Kemungkinan Duet Prabowo dan Airlangga, Pengamat Nilai Peluangnya Masih Terbuka
Emrus mengungkapkan keuntungan yang akan diperoleh Prabowo jika memilih Airlangga menjadi Cawapres adalah tingkat keterpilihan.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (capres) dari partai Gerindra Prabowo Subianto disarankan memilih Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres).
“Maka kalau misalnya peluang untuk koalisi Gerindra PKB sama Golkar sangat terbuka peluang itu. Sangat sangat terbuka. Saya melihat calon presidennya adalah Prabowo kan, maka Golkar itu Airlangga menjadi wakil calon presiden, sementara PKB bisa saja mereka mendapat posisi di beberapa menteri dan menko gitu kan sharing power,” kata Pengamat Politik Emrus Sihombing saat dihubungi wartawan, Rabu (31/5/2023).
Emrus mengungkapkan keuntungan yang akan diperoleh Prabowo jika memilih Airlangga menjadi Cawapres adalah tingkat keterpilihan.
Airlangga diyakini dapat menjadi pelengkap Prabowo dalam mengurus pemerintahannya kelak saat terpilih.
“Saya kira keuntungan dari sudut elektabilitas, dari sudut keterpilihan nanti di pilpres, kenapa? kan kalau kita lihat memang tingkat elektabilitas airlangga rendah tapi jangan dilupakan airlangga punya dua kelebihan utama, dia adalah teknokrat, menyelamatkan ekonomi indonesia pada masa covid kan, artinya dia pelaku kebijakan ekonomi sehingga terjaga ekonomi kita,” bebernya.
Baca juga: Pengamat: Prabowo Bakal Sulit Dulang Suara Jika Pilih Airlangga atau Cak Imin Sebagai Cawapres
Selain itu, menurut Dosen Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan ini, Airlangga juga memiliki kekuatan dari sisi mesin politik.
Airlangga dengan Golkarnya disebut memiliki struktur politik hingga ke tingkat desa yang mampu bergerak untuk memenangkan kandidat capres-cawapres.
“Kemudian keuntungan yang kedua bahwa mesin politik Golkar ini hebat. Begitu mereka ingin memenangkan Pilpres nanti tentu ada kesatuan yang utuh di antara mereka sehingga mesin politik, ke bawah bisa bergerak. Jadi tidak ada pecah suara Golkar menjadi mendukung kandidat yang lain. Gitu ya. Dalam satu kesatuan tentu gampang membentuk satu kesatuan gerakan itu,” kata Emrus.
Emrus menambahkan, jika Prabowo-Airlangga berpasangan maka dukungan dan restu dari presiden Jokowi akan sepenuhnya mengarah ke pasangan ini. Ia beralasan, Prabowo-Airlangga merupakan dua menteri yang sangat loyal kepada Jokowi.
“Jadi kalau dikatakan mungkin saya sebut istilahya bukan restu tapi pak jokowi akan memberikan apresiasi kepada mereka untuk menjadi kandidat calon presiden pasangan calon. Saya kira lebih cenderung pak jokowi kan lebih happy ketika kedua sosok ini dipasangkan,” ujarnya.
Sebelumnya, berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, nama Airlangga Hartarto mendapatkan suara terbanyak sebagai Cawapres di Pemilu 2024.
Hasil survei dilakukan LSI Denny JA mengenai sosok Cawapres berdasarkan variabel tambahan elektabilitas, ketua umum partai (tiket), tokoh dari ormas besar, pengalaman di pemerintahan, dan jaringan sumber dana, nama Airlangga yang teratas.