Kementerian PPPA - G20 Empower Luncurkan Platform Analitik untuk Dukung UMKM Perempuan
Sektor UMKM banyak memberikan kontribusi bagi ketahanan ekonomi negara tidak hanya di masa pandemi tetapi juga di masa resesi ekonomi.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor UMKM banyak memberikan kontribusi bagi ketahanan ekonomi negara tidak hanya di masa pandemi tetapi juga di masa resesi ekonomi.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, UMKM menyumbang 61 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB), dan menyerap 98 persen dari total tenaga kerja.
Data menunjukkan saat menghadapi krisis ekonomi, UMKM berfungsi sebagai penyangga yang tangguh. Perempuan sendiri memainkan peran penting dalam UMKM.
Statistik mencatat bahwa 64,5 persen UMKM saat ini dimiliki atau dikelola oleh perempuan. Nilainya diproyeksikan sekitar 135 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Sebagai komitmen untuk memajukan UMKM perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bermitra dengan G20 Empower Indonesia dan Bank Dunia serta didukung oleh Pemerintah Australia meluncurkan The Indonesia Gender Dashboard on Women in SMEs dan laporan Opening Opportunities: The economic Cost of Gender Gaps in Entrepreneurship in Indonesia.
"Negara menyadari peran perempuan bagi bangsa, maka pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong kesetaraan gender dalam pembangunan," kata Menteri PPPA, Bintang Puspayoga dalam keterangannya, Kamis (1/6/2023).
Bintang mengatakan keterlibatan berbagai pihak dalam menghasilkan analitik dapat ditindaklanjuti untuk menginformasikan kebijakan serta inisiatif untuk kontribusi memaksimalkan upaya pemberdayaan perempuan.
"Hal ini pun akan menjadi kontributor penting bagi penyusunan kebijakan pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya perempuan pelaku UMKM di masa mendatang, sebuah kebijakan yang menggunakan data dan bukti sebagai landasan yang kuat," kata Bintang.
Adapun dalam laporan Opening Opportunities akan mengulas kendala yang mengikat bagi kewirausahaan perempuan di Indonesia. Panduan ini juga memberikan rekomendasi untuk meningkatkan lingkungan bisnis bagi UMKM perempuan.
Sementara Gender Dashboard merupakan platform interaktif yang merujuk laporan Bank Dunia dan publikasi lainnya yang berfokus pada gender di sektor swasta serta bekerja untuk mengumpulkan data baru.
Tak hanya itu, Gender Dashboard juga bertindak sebagai platform kolaboratif, terbuka, dan hidup, mengumpulkan hasil dari upaya kolektif, dan penyelenggara virtual suatu aksi.
Gender Dashboard akan menjadi alat untuk memantau kemajuan indikator kunci terkait partisipasi ekonomi perempuan dan mendukung dialog kebijakan di suatu negara.
Wakil Ketua Umum DPP IWAPI yang juga menjabat Co-Chair G20 EMPOWER, Rinawati Prihatiningsih mengatakan saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan krisis multi dimensional global yang didorong akibat pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya pulih, ditambah persoalan harga pangan dan biaya hidup yang terus membumbung naik, krisis energi, perubahan iklim dan ketegangan geopolitik.
“Di tengah krisis multi dimensional tersebut, peran perempuan di sektor UMKM menjadi strategis. Untuk itu diperlukan kerjasama global dan pentingnya kolaborasi yang terkoordinasi dalam memajukan perempuan di sektor UMKM, “ kata Rina.
Rina menyambut baik inovasi hadirnya platform panduan yang tak cuma memberikan gambaran seputar kebijakan yang mendukung kemajuan ekonomi perempuan, tapi juga inisiatif, upaya dan program baik dari pemerintah maupun dunia usaha yang lebih terkoordinasi, inklusif dan berkelanjutan.
Dasbor dan rekomendasi dari the Opening Opportunities Report, diharapkan menjadi kerjasama yang terus terbangun dalam membangun dialog yang sistematis terkait kebijakan, dan norma sosial.
Baca juga: Komunitas UMKM Crafter Solo Berbagi Ilmu dengan Siswa SMKN 2 Cirebon, Buat Produk dari Limbah Kain
“Melalui platform ini kita bisa membuktikan bahwa kita bisa bekerja sama untuk tercapainya kesetaraan dan keadilan gender bagi para perempuan Indonesia di sektor UMKM. Termasuk anggota yang tergabung di IWAPI, yang tersebar di 34 provinsi di 255 kota/kabupaten, skala usahanya 85 persen di sektor UMKM dapat ikut berkontribusi, berpartisipasi dan bersuara," katanya.