Survei SMRC: Elektabilitas Anies Turun Signifikan Memasuki Tahun 2023
Saiful Mujani mengatakan, pemilih memiliki harapan besar saat Anies Baswedan dideklarasikan maju di Pilpres 2024 oleh Partai NasDem
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan, elektabilitas capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan cenderung turun memasuki tahun 2023.
Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan, pemilih memiliki harapan besar saat Anies Baswedan dideklarasikan maju di Pilpres 2024 oleh Partai NasDem, dengan membawa tagline "Perubahan".
Saiful menjelaskan, sebelum memasuki tahun 2023, elektabilitas Anies Baswedan sempat sama dengan capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca juga: Elektabilitas Erick Tertinggi Sebagai Cawapres Berdasarkan Survei, Ini Pendapat Akademisi
Bahkan, katanya, elektabilitas Anies mengalami kemajuan dari 23 persen naik ke 28 persen.
"Dalam potret kita 2 tahun terakhir, kita melihat Anies sebelum memasuki 2023, di Desember 2022 Anies itu sempat betul-betul seimbang sama Prabowo. Bahlan kalau dibaca angka mutlaknya (Anies) di atas Prabowo dan dia mengalami kemajuan dari 23 ke 28," kata Saiful, dalam paparannya di laman YouTube SMRC TV, Kamis (8/6/2023).
"Itu artinya harapan tadi, Anies akan menjadi semakin kompetitif terlihat sebelum 2023."
Meski demikian, Saiful mengatakan, hasil tersebut berbanding terbalik bagi Anies saat memasuki tahun 2023, yang cenderung mengalami penurunan signifikan.
"Tapi memasuki 2023 sampai survei terakhir kita bulan Mei ini. Anies mengamami penurunan cukul signifikan dari 28 persen menjadi 19,7 persen atau turun sekitar 8 persen dan itu signifikan, 2 kali margin of error hanya dalam waktu kurang lebih 5-6 bulan," ungkap Saiful.
Sementara itu, menelisik lebih jauh hasil survei elektabilitas Prabowo Subianto cenderung menunjukkan kenaikan.
"Sebaliknya pada Prabowo mengalami kenaikan, signifikan juga. Yang tadinya di bawah Anies 26 persen dan 25 persen kemudian menjadi 32 persen. Naik 7 persen," jelas Saiful.
Terlebih, capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, juga menunjukkan tren elektabilitas naik, bahkan sejak tahun 2022.
Baca juga: Survei SMRC: Ganjar-Prabowo Seimbang, Selisih Suara Tidak Signifikan
"Kalau Ganjar itu ada kecenderungan memang dari tren ini, sejak memasuki 2022 itu cenderung menguat. Ia melewati Pak Prabowo," katanya.
"Pak Prabowo kalau dilihat dari ujung ke ujung ini, dari 34 persen ke 32 persen sebetulnya stagnan. Tidak beda signifikan. Yang mengalami kemajuan itu adalah Ganjar, dari 25 persen menjadi 39,2 persen di survei terakhir," sambung Saiful Mujani.
Dengan demikian, Saiful menyimpulkan, elektabilitas Anies Baswedan mengalami penurunan signifikan di 6 bulan terakhir.
Bukan Patokan
Partai NasDem menilai hasil survei tidak menjadi patokan calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan akan segera dideklarasikan.
Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari pengumuman nama cawapres tidak selalu memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat elektoral.
Baca juga: Survei Indikator Politik: Prabowo Unggul Dalam Semua Simulasi Pilpres 2024
"Artinya bisa saja dengan cepat (diumumkan nama cawapres) itu akan membantu ke peningkatan hasil survei, bisa juga sebaliknya ketika cepat malah nanti berpengaruh ke hasil survei bisa juga," kata Taufik Basari kepada awak media, dikutip Selasa (6/6/2023).
Pernyataan politisi yang akrab disapa Tobas ini merespons rekannya di Koalisi Perubahan yakni Partai Demokrat.
Partai Demokrat menilai kalau merosotnya elektabilitas Anies Baswedan di lembaga survei belakangan ini didasari karena belum ada sosok cawapres yang melekat.
Terkait hal itu, Tobas berpandangan sejatinya konsep tersebut belum bisa dipastikan terlebih di tengah dinamika politik yang ada saat ini.
"Jadi kita belum bisa memastikan dengan dinamika yang sangat tinggi soal itu," ujarnya.
Berbeda dengan Partai Demokrat, Partai NasDem tidak menargetkan kalau Anies Baswedan harus mengumumkan nama cawapresnya segera.
Sebab, menurut Tobas, ketiga partai politik di Koalisi Perubahan yakni NasDem, Demokrat dan PKS, sejatinya sudah menyerahkan sepenuhnya kewenangan tersebut ke Anies Baswedan.
"Terserah Pak Anies. Pak Anies ketika nanti akan menyampaikan, menentukan timingnya, tentu ada diskusi sama kita pasti," ujar Taufik.
Terlebih, kata dia, terdapat beberapa faktor termasuk dinamika politik yang ada saat ini menjadi salah satu pertimbangan untuk mengumumkan nama cawapres.
"Kayak gitu kan dinamis lah, enggak bisa dipatok harus gini, kalau nanti ternyata ada dinamika tertentu nanti dibilangnya kita enggak konsisten," tukas dia.
Sebelumnya, Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief, merespons hasil survei Indikator yang menempatkan elektabilitas Anies Baswedan yang masih terus berada di posisi ketiga, di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Menurut Andi, hal itu terjadi karena Anies belum mengumumkan bakal cawapres.
"Memang ada kecenderungan menurun dari Survei Indikator karena mungkin dugaan kami, hipotesa kami, lambannya proses deklarasi," kata Andi kepada wartawan, Senin (5/6/2023).
Dia pun mengusulkan Anies untuk segera mengumumkan siapa cawapresnya..
"Agar bulan Juni ini segera di deklarasikan agar tidak semakin dalam jaraknya, semakin jauh jaraknya," tutur dia
Andi mengatakan jarak elektabilitas antara Anies dengan bakal capres lain tak boleh terlalu jauh.
"Kalau jarak sudah cukup menganga itu pasangannya juga akan berat, tapi kalau harus segera dilakukan deklarasi berpasangan supaya rakyat dan basis-basis pemilih partai maupun mereka yang mau perubahan itu yakin dan mulai bergerak dan menaikan kembali elektabilitas Pak Anies," pungkasnya.