Sosok 2 Warga Indonesia yang Kerap Kritik Tajam Pemerintahan Jokowi dari Australia
Dua sosok warga negara Indonesia (WNI) kerap menyerang dengan kritikan tajam terhadap pemerintahan Jokowi dari Australia.
Editor: Hasanudin Aco
Usai lulus dari SMA 1 Banjarbaru, Denny berkuliah Sarjana Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus tahun 1995.
Menurut akun LinkedIn-nya, Denny kemudian melanjutkan studi S2 di University of Minnesota dan lulus tahun 1997.
Lulus dari Minnesota, ia melanjutkan studi S3 di University of Melbourne tahun 2002.
Denny lulus dan mendapat gelar PhD pada 2005.
Pada 2010, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara oleh UGM.
Di tahun 2016-2019, Denny pernah menjadi profesor tamu di kampus tempatnya menempuh studi S3, University of Melbourne.
Saat menjadi profesor tamu, Denny mendirikan INTEGRITY Law Firm, dimana ia menjadi senior partner.
Nama INTEGRITY adalah akronim dari Indrayana Centre for Government Constitution and Society.
Hingga saat ini, ada 12 orang yang tergabung di tim INTEGRITY Law Firm, dikutip dari situs resminya.
Sepanjang pengalaman dan kariernya di dunia hukum selama 20 tahun, Denny Indrayana aktif berkampanye melawan mafia peradilan dan korupsi.
Selama 2008-2011, ia pernah menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bidang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Anti-korupsi.
Setelahnya, ia dipercaya menjadi Wakil Metneri Hukum dan HAM pada 2011-2014.
Atas dedikasinya, Deddy mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Utama pada 2014, dari Presiden SBY.
Sejak 2022, Deddy telah melebarkan sayapnya ke dunia internasional.
Ia diketahui telah mendapat izin praktik pengacara di Melbourne, Australia dan membuka kantor cabang INTEGRITY Law Firm.
Dalam beberapa pekan terakhir Denny Indrayana kerap mengkritik tajam pemerintahan Jokowi dari Australia.
Diantaranya dia mengkritik soal cawe-cawe Jokowi di Pilpres hingga meminta DPR RI memakzulkan Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.