Komjen Purn Boy Rafli Kenang Masa Kecil di Bantaran Kali Ciliwung, Kokohkan Persatuan lewat Budaya
Hari Minggu sore (11/6/2023), ia menyambangi Bentaran Kali Ciliwung, Condet, Jakarta Timur.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai purnawirawan Polri, sosok Komjen Pol (Purn) Boy Rafli Amar dikenal bersahabat, religius, dan suka berbagi ilmu di berbagai kesempatan.
Hari Minggu sore (11/6/2023), ia menyambangi Bentaran Kali Ciliwung, Condet, Jakarta Timur.
Turut mendampingi sahabatnya Renaldi Zein dan Tokoh Betawi H. Edi Effendi sembari menikmati kopi dan jajanan tradisional di Dapur Kayu Manis di Condet, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Ia (Boy Rafli) biasa dipanggil Bang Boy, sapaan akrab masyarakat Betawi.
Bang Boy menuturkan ia memiliki kenangan yang tak pernah dilupakan waktu masa kecil di Condet.
Sebab, ia lahir, sekolah dan dibesarkan di Jakarta.
Bahkan setelah lulus sebagai anggota Polri tahun 1988 ditugaskan di Jakarta.
Setiap sorenya bersepeda menyusuri Bentaran Kali Ciliwung, bahkan sesekali nyemplung untuk berenang.
"Seingat saya dulu, kawasan Condet ini dipenuhi oleh Kebun Salak, Dukuh, Melinjo dan Kecapi yang dimiliki oleh masyarakat Betawi," ujarnya.
Kini, kawasan Condet mengalami perubahan yang signifikan menjadi pusat kuliner dan wisata.
Perekonomian masyarakat tumbuh dan berkembang serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
"Dulunya, Bentaran Kali Ciliwung ini terkesan kumuh karena menjadi tempat pembuangan sampah. Namun, atas partisipasi masyarakat dan pemerintah DKI Jakarta semakin rapi, bersih dan menjadi area wisata kuliner bagi masyarakat, menikmati keindahan alam, suasana pepohonan sejuk dan rindang" ujar Bang Boy, Minggu (11/6/2023).
Baca juga: Mardiono Sebut Komjen Boy Rafli Amar Bakal Gabung PPP Setelah Upacara Purnatugas dari Polri
Ia menambahkan agar bersama masyarakat khususnya warga yang berdomisili di tepi Kali Ciliwung tetap menjaga dan merawat dari pencemaran dan polusi sampah saat berdiskusi dengan H. Pupung Tokoh Betawi sekaligus pengusaha kuliner.
Di tengah pesatnya perkembangan Jakarta menjadi Kota Metropolitan mengharapkan eksistensi budaya Betawi tidak tersingkir dan tergerus melainkan terus dikembangkan untuk pembentukan karakter usia dini, generasi milienial dan gen z.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.