Menteri Lingkungan Hidup Sebut Bank Sampah Punya Peran Strategis Dalam Penerapan Ekonomi Sirkular
Siti mengatakan, bank sampah juga merupakan mitra strategis dalam penerapan kewajiban produsen dalam pengurangan sampah.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan, bank sampah punya peran strategis dalam penerapan ekonomi sirkular di Indonesia.
Hal itu disampaikan Siti Nurbaya Bakar saat memberikan sambutan pada acara Pembukaan Festival Peduli Sampah Nasional (FPSN) 2023, di Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat.
"Bank sampah memiliki peran strategis sebagai sarana edukasi, instrumen perubahan perilaku masyarakat dan moda penerapan ekonomi sirkular di Indonesia dalam rantai nilai pengelolaan sampah," kata Siti, dalam sambutannya, Selasa (13/6/2023).
Baca juga: Mengenal Bank Sampah, Lengkap dengan Proses Pengelolaan Limbah Kering
Menurut Siti, bank sampah dapat menjadi salah satu pintu masuk terpilihnya sampah di sumber.
Sehingga dapat menentukan ketersediaan dan kualitas sampah sebagai materi daur ulang.
"Sebagai upaya pemenuhan bahan baku industri daur ulang dalam negeri."
Baca juga: Mengenal Bank Sampah, Lengkap dengan Proses Pengelolaan Limbah Kering
Selain itu, Siti mengatakan, bank sampah juga merupakan mitra strategis dalam penerapan kewajiban produsen dalam pengurangan sampah.
Kemudian, katanya, bank sampah merupakan titik pengumpulan setelah dilakukan pemilahan di sumber saat ini berkembang
"Gairah untuk memilah sampah di rumah, harus diiringi dengan penyiapan fasilitas pengumpulan terpilah, dan sebagai tempat untuk offtaker membeli sampah bersih dan terpilah sebagai bahan baku daur ulang."
Diberitakan sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyoroti terkait tingkat polusi plastik di laut, yang dapat hampir meningkat hingga tiga kali lipat.
Hal ini disampaikan Siti Nurbaya dalam sambutannya di acara Pembukaan Festival Hari Peduli Sampah Nasional (FPSN) 2023, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat.
Siti mengatakan, tingkat polusi plastik yang meningkat dengan cepat merupakan masalah lingkungan global yang serius dan berdampak negatif pada dimensi lingkungan, sosal, ekonomi, serta kesehatan.
Ia menuturkan, kenaikan tingkat polusi plastik bisa saja mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat, jika tidak ada tindakan yang berarti, dalam skenario bisnis dan tanpa adanya intervensi yang diperlukan.
Kenaikan tersebut, dijelaskan Siti, berdasarkan data United Nations Environment Programme (UNEP).
"Maka menurut UNEP bahwa jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat, yaitu dari sekitar 9-14 juta ton per tahun 2016 menjadi 23-37 juta ton per tahun pada tahun 2040," kata Siti Nurbaya, dalam sambutannya, Selasa (13/6/2023).
Siti mengatakan, pertemuan kedua session of the Intergovermental Negotiation Committe to develop an international legally binding instrument of plastic pollution, including in the marime enviroment (INC2) di Paris, pada tanggal 29 Mei -2 Juni 2023 lalu, memberikan gambaran situasi persoalan polusi plastik merupakan persoalan bersama, secara global, yang haris diselesaikan bersama juga.
Baca juga: Gandeng Warga Kurangi Dampak Negatif, Relawan di Jabar Hadirkan Bank Sampah di Cirebon
"Diharapkan dengan Agreement yang akan terbentuk dengan sifat legally binding secara internasional, maka akan meningkat sebagai kekuatan bersama untuk mengatasi persoalan polusi plastik," ucapnya.
Sementara itu, Siti Nurbaya mengatakan, pada sektor limbah, Indonesia menargetkan penurunan tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 40Mton CO2e melalui kebijakan dan upaya sendiri (CM1).
Selain itu, 43,5 Mton CO2eq melalui skenario kebijakan dengan dukungan kerjasama internasional M2), di tahun 2030.
Oleh karena itu, kata Siti, dalam mencapai target, pada sub sektor sampah, pemerintah Indonesia mendalami dan memperluas
strategi “Reduce, Reuse, Recycle”.
"Dengan menerapkan skema pengelolaan sampah dengan mengoptimalkan rantai nilai pengelolaan sampah di sumber dengan penerapan konsep ekonomi sirkular dan membangun industrialisasi penanganan sampah melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan fasilitas pengolahan sampah yang dikelola secara profesional serta terintegrasi, yang diorientasikan untuk sampah plastik, menjadi pendekatan reuse-recycle- reorient and diversity," ungkapnya.