Contoh Teks Khutbah Jumat: Pesan Mulia Sambut Bulan Dzulhijjah 1444 H
Contoh khutbah Jumat dalam rangka menyambut bulan Dzulhijjah 1444 H tahun 2023, salah satu bulan dalam Islam yang memiliki keistimewaan.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Sri Juliati
Sejarah perintah berqurban kepada Nabi Ibrahim yang diminta menyembelih putranya (Nabi Ismail) dan kemudian diganti domba adalah sebuah bukti bahwa Islam sangat melindungi hak asasi manusia dan cinta perdamaian.
Al Qur’an mencatat sejarah ini sebagai bentuk penyempurnaan manusia berbakti pada Allah Surat As Shaffat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Syaikh Utsman bin Hasan Al Khaubawi dalam kitab Durratun Nashihin memberikan penjelasan bahwa perjalanan Nabi Ibrahim dari negeri Syam hingga Makkah dalam mengikuti perintah Allah diabadikan dalam rangkaian ibadah sunnah puasa Tarwiyah (yataraw, memikirkan diri atas mimpi menyembelih anaknya) dan puasa Arafah (‘arafa, tahu dan yakin bahwa mimpi itu dari Allah).
Arafah juga menjadi tempat puncak ibadah haji. Dan kemudian hari kesepuluh Dzulhijjah menjadi penyembelihan (nahr).
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Jadikan Amalan Kita Bernilai Ibadah
Hadirin Rohimakumulloh
Rasa syukur Nabi Ibrahim atas tidak jadinya menyembelih putranya, diganti dengan menyembelih 1.000 kambing, 300 lembu dan 100 unta demi taat kepada Allah.
Jelas sekali bahwa qurban ini menjadi ibadah sosial yang sangat mengangkat derajat para peternak hewan dan menjadi bukti emansipasi kepada kaum dlu’afa yang menerima manfaat pembagian daging qurban.
Perlu ditegaskan kembali pentingnya umat Islam memuliakan agama dengan cara mengikuti seluruh perintah Allah.
Umat Islam yang sudah kaya harta, diwajibkan untuk haji ke baitullah. Termasuk disunnahkan melaksakanakan qurban. Allah berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.” (QS. Al Kautsar: 1-3)
Hal terpenting lainnya adalah tentang memanusiakan bangsa dengan cara yang tepat mencintai tanah air (hubbul wathan).
Kita tahu bahwa Makkah yang disanjung oleh Nabi Muhammad sebagai titik sejarah peradaban.
Bahkan di sekeliling Ka’bah (antara hajar aswad, makam Ibrahim dan sumur Zamzam) ada makam Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Syu’aib, Nabi Shalih dan 99 Nabi lainnya (kitab Manasik Hajikarya Syaikh Shalih bin Umar Assamarani).
Dengan cara Nabi mencintai Makkah dan Madinah, maka kita pun bangsa Indonesia juga sangat perlu mencintai negeri tanah air ini dengan menjadikan negeri yang damai, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Nabi Muhammad menyempurnakan syariat Islam dengan kesempurnaan iman melalui cinta tanah air.
Termasuk di usia 30 tahun, Nabi Muhammad berhasil menyatukan Makkah dengan peletakan hajar aswad di samping pintu Ka’bah.
Hadirin Rohimakumulloh
Demikian uraian singkat ini kami sampaikan.
Dengan semangat ‘Idul Adha, mari kita tetap teguhkan bahwa agama Islam yang kita anut menjadi Islam rahmatan lil ‘alamin, agama penebar kasih sayang.
Mari kita isi, hari demi hari hidup di Indonesia dengan teguh memegang ajaran agama Islam dan cinta tanah air dalam rangka menyempurnakan keimanan kita.
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)