Nasdem soal Mimpi SBY: Bersama demi Indonesia Itu Positif, Koalisi Tak Terganggu
Saan menyebut, kalau pun memang kedua partai ini berjalan beriringan apalagi untuk tujuan Indonesia Maju, maka memang harus ditanggapi secara positif.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPR Fraksi Partai Nasdem, Saan Mustopa, menanggapi soal mimpi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bertemu Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Diketahui dari cuitan yang dibagikan SBY, dalam mimpi itu, ia bersama Megawati, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-8 RI akan melakukan perjalanan ke Jawa Tengah-Jawa Timur.
Perjalanan bersama satu gerbong kereta api itu pun dinilai hal yang positif bagi Saan.
Menurutnya, tidak ada salahnya mimpi tersebut terjadi.
Saan mengatakan, kalau pun memang kedua partai ini berjalan beriringan apalagi untuk tujuan Indonesia Maju, maka memang harus ditanggapi secara positif.
"Ini hal yang positif, apa yang menjadi mimpi SBY ini."
"Menurut saya kerinduan untuk bisa bersama, bertemu, bertukar pikiran, berdiskusi tentang masa depan bangsa dari tokoh-tokoh yang pernah apa membuat bangsa ini maju, ketika mereka bisa duduk bersama berdiskusi bukan hanya semata-mata nostalgia tapi juga memberikan kontribusi pemikirannya, pengalamannya, untuk kemajuan masa depan bangsa, ini urusan hal yang positif," ungkap Saan dikutip dari Kompas Tv.
Baca juga: Elite PKS Tanggapi Mimpi SBY Bertemu Megawati dan Jokowi: Itu Cuma Bunga Tidur
Saan menilai, SBY pasti telah melakukan kontemplasi, melakukan perenungan, melakukan refleksi dalam proses perjalanan kehidupannya dan memproyeksikannya.
"Cuman bagaimana mimpi ini yang Pak SBY sampaikan itu, menjadi sebuah kenyataan," lanjut Saan.
Hal itu, tentu juga menjadi harapan dari semua masyarakat Indonesia.
Mungkin mulai dari pertemuan anak-anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Puan Maharani, berlanjut pada pertemuan SBY dan Megawati.
"Kita pun merespons positif pertemuan kedua pimpinan partai ini, Puan dan AHY," sambung Saan.
Menurutnya, yang paling penting adalah soal masa depan politik Inonedia.
"Agar politik kita itu menjadi lebih damai, menjadi lebih sejuk, pemilu ini berkualitas tidak ada efek seperti dua kali Pilpres yang lalu, maka pertemuan pembapuan dan Mas AHY itu harus dilanjutkan dengan pertemuan Ibu Mega dan SBY," ungkap Saan.
Baca juga: Mimpi SBY, Demokrat: Boleh Jadi Ini Petunjuk Tuhan Atas Harapan Publik Pemimpin Bangsa Bisa Bersatu
Sementara itu terkait rekan koalisinya, kata Saan, Nasdem tidak akan terganggu.
Baik itu tentang pertemuan para partai politik hingga mimpi SBY.
"Dalam kontek koalisi, kita selalu tegaskan bahwa koalisi tidak pernah merasa terganggu dengan berbagai upaya pertemuan."
"Baik yang sudah dilakukan minggu yang lalu Mbak Puan dengan Mas AHY maupun cuitan tentang mimpinya Pak SBY," ungkap Saan.
Nasdem, lanjut Saan, meyakini Demokrat akan konsisten terhadap pilihannya.
"Kita tidak pernah apa merasa terganggu, karena karena kita yakin bahwa Demokrat dalam posisi ada di koalisi sebagai sebuah pilihan dan sikap politiknya itu insyaAllah akan konsisten dengan pilihannya," jelas Saan.
Saan juga menilai, cuitan SBY itu kan tidak terkait posisi koalisi.
"Cuitan SBY itu kan menempatkan Pak SBY sebagai seorang mantan kepala negara yang masih berpikir tentang kenegarawanannya."
"Jadi sebagai mantan kepala negara sebagai mantan presiden, tentu ke Pak SBY berharap bahwa situasi politik ke depan menjadi lebih lebih baik lagi," tegas Saan.
Baca juga: Demokrat Nilai Mimpi SBY Satu Gerbong Kereta dengan Mega-Jokowi Bukan Sebatas Pesan Politik Semata
Mimpi SBY
Sebelumnya SBY, menceritakan mimpinya bertemu Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Dijelaskan SBY, ketiganya bertemu dan menuju Stasiun Gambir untuk melakukan perjalanan menuju ke Jawa Timur.
"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya, selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir."
Baca juga: Komentar Irit Presiden Jokowi Respons Mimpi SBY: Ya Bagus
"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 dan beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," ungkap SBY, dikutip Tribunnews.com.
SBY yang saat itu bersama Jokowi, Megawati, dan sosok Presiden kedelapan tersebut lantas berbincang-bincang selama perjalanan.
"Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat, rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati dan memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," ujar SBY.
Dari perjalanan tersebut, Jokowi dan SBY memutuskan turun di stasiun Kota Solo.
"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno," ungkap SBY.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.