Fajri Pemuda Obesitas 300 Kg Dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Kerahkan Damkar, Gunakan Forklift
Muhammad Fajri (27) pria yang memiliki bobot 300 kg asal Tangerang dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Sri Juliati
Keluarga Fajri, kata UUd, mengaku telah menerima takdir atas meninggalnya pria berusia 27 tahun tersebut.
Kondisi Fajri Sebelum Meninggal
Dokter mengungkap penyebab Muhammad Fajri meninggal dunia.
Fajri disebut mengalami beberapa komplikasi di tubuhnya, termasuk di organ dalamnya.
Tim Humas RSCM, Yani Astuti mengatakan selama mendapat perawatan medis di RSCM, Fajri telah ditangani dokter multi-disiplin.
Mulai dari terapi antibiotik untuk infeksinya, terapi alat bantu pernapasan, jantung, ginjal, dan semua organ yang terganggu akibat gagal organ multiple akibat syok sepsis.
"Selama kurang lebih 14 hari (dirawat) oleh tim dokter multi-disiplin, pada hari ini Kamis tanggal 22 Juni 2023 pasien atas nama MF telah meninggal dunia sekitar pukul 01.25 WIB," ujar Tim Humas RSCM, Yani Astuti, Kamis, dikutip dari TribunJakarta.com.
"Terapi multidisiplin yang terdiri dari dokter ahli perawatan intensif (intensivis), paru, jantung, pencernaan, syaraf, kulit, bedah pembuluh darah, gizi, rehabilitasi medik, dan tenaga kesehatan lainnya telah mengoptimalkan segala upaya untuk perawatan MF agar kembali stabil," ujar Yani.
Disebutkan kondisi Fajri tak dapat diselamatkan lantaran mengalami infeksi multiple yang dideritanya.
Direktur Utama (Dirut) RSCM Lies Dina Astuti mengatakan Fajri dirujuk ke RSCM pada Jumat (9/6/2023) malam.
Kondisi Fajri sudah mengkhawatirkan saat itu.
Lies mengatakan Fajri mengalami sesak napas dan komplikasi mulai dari jantung, paru-paru, hingga infeksi kulit.
Dirut RSCM tersebut menyebut, saat itu Fajri memang memerlukan beragam proses yang harus dijalani pria asal kota Tangerang tersebut.
"Ini lebih berat. Penanganannya lebih memerlukan banyak peralatan. Tim ICU mengalami kesulitan," kata Lies saat konferensi pers, Rabu (14/6/2023).
"Contohnya memasukan alat ketubuh yang besar itu tidak mudah. Karena menembus otot tebal, mencari pembuluh darah. Semua peralatan khusus harus kami beli," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti) (WartaKotalive.com/Nuri Yatul) (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)