Kejaksaan Agung Periksa General Manajer Logam Mulia Antam Terkait Korupsi Impor Emas
Kejaksaan Agung memeriksa MAA selaku General Manager (GM) PT Antam Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia periode 2019-2020 sebagai saksi.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petinggi PT Aneka Tambang (Antam) kembali diperiksa Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi impor emas.
Kali ini, Kejaksaan Agung memeriksa MAA selaku General Manager (GM) PT Antam Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia periode 2019 hingga 2020 sebagai saksi.
"Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus memeriksa MAA selaku General Manager PT Antam Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana dalam keterangannya, Kamis (22/6/2023).
Selain GM, Kejaksaan Agung juga memeriksa tiga saksi dari pihak Antam.
Mereka di antaranya MAK selaku Trading and Services Bureau Head PT Antam, A selaku Product Logistic Management Manager PT Antam, dan MN selaku Production, Planning and Inventory Control (PPIC) PT Antam.
Kemudian pihak swasta berinisial SIS turut diperiksa pada hari yang sama.
Baca juga: Kejagung: Ikut Proyek BTS, Perusahaan Suami Puan Maharani Tak Ikut Lelang Tender
Pemeriksaan terkait Antam ini dilakukan berkaitan dengan posisinya sebagai importir emas.
Selain Antam, tim penyidik juga turut mendalami sejumlah perusahaan terkait importasi emas periode 2010 hingga 2022 yang bermasalah di kepabeanan.
"Ya kita lagi melakukan pendalaman. Bukan cuma Antam," ujar Kasubdit Penyidikan Direktorat Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung, Haryoko Ari Prabowo.
Baca juga: Dugaan Korupsi, Direktur dan Kantor Antam Diperiksa Kejagung, Ini Kata Manajemen Hingga KemenBUMN
Dalam perkara ini, Kejaksaan Agung menduga ada manipulasi kode Harmonized System (HS) sehingga mempengaruhi pembebasan bea masuk.
Sejumlah bukti telah dikantongi terkait indikasi manipulasi kode HS tersebut.
"Bukti mengarah ke situ (manipulasi kode HS) ada. Kita lagi dalami itu," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.