Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenko Polhukam Luruskan Kabar Kondisi Rumoh Geudong Jelang Jokowi Kick-off Penyelesaian HAM Berat

Deputi V Kemenko Polhukam Rudolf Alberth Rodja meluruskan kabar terkait kondisi Rumoh Geudong jelang kunjungan Presiden Joko Widodo meresmikan Kick-of

Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Kemenko Polhukam Luruskan Kabar Kondisi Rumoh Geudong Jelang Jokowi Kick-off Penyelesaian HAM Berat
Museum HAM/Serambi
Rumoh Geudong yang akan dikunjungi Presiden Jokowi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi V Kemenko Polhukam Rudolf Alberth Rodja meluruskan kabar terkait kondisi Rumoh Geudong jelang kunjungan Presiden Joko Widodo meresmikan Kick-off Kick Off Pelaksanaan Rekomendasi Tim PP-HAM di Kabupaten Pidie Aceh pada Selasa (27/6/2023).

Melalui video conference dari Aceh, Rudolf menjelaskan dirinya dan tim telah berada di Aceh sejak 18 Juni 2023.

Rudolf mengatakan sudah dua kali pergi ke lokasi acara untuk mengecek kesiapan dan memastikan persiapan acara berlangsung dengan lancar.

Ia mengatakan beberapa hari ini viral kabar bahwa panitia membongkar bangunan yang ada di lokasi tersebut.

"Ini adalah narasi yang keliru. Kami sudah melihat langsung di saat awal kami datang, itu hanya berupa tangga dan dua bidang tembok, dengan tinggi kurang lebih 1,60 meter dan ditumbuhi oleh hutan belukar dan pohon-pohon kelapa yang ada di sana," kata dia saat konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta pada Jumat (23/6/2023)

"Narasi bahwa kami membongkar bangunan tersebut adalah tidak benar," sambung dia.

Berita Rekomendasi

Ia menjelaskan Rumoh Geudong dulu merupakan lokasi peristiwa pelanggaran HAM Berat kepada warga Aceh pada tahun 1989

Namun, kata dia, pada tahun 1998 bangunan tersebut dibongkar sendiri oleh masyarakat yang berada di sana dengan maksud untuk tidak mengenang lagi kejadian yang telah lalu.

"Sehingga yang sekarang tersisa adalah tembok-tembok yang ada di sana dan ada rangka yang tersisa walaupun itu adalah rumah panggung, namun tangganya terbuat dari semen, jadi tidak rusak," kata dia.

"Dan juga di sana ada dua buah sumur, sumurnya masih ada air dan kami tidak menutup sumur itu," sambung dia.

Panitia yang akan melaksanakan kegiatan pada 27 Juni 2023 tersebut, kata dia, akan menjadikan tangga rumah yang masih tersisa sebagai bukti bahwa pernah terjadi peristiwa kemanusiaan di sana.

Ia mengatakan panggung acara akan dibuat bersebelahan dengan tangga terssebut.

"Ini sudah didesain oleh panitia sehingga tangga ini menjadi simbol, akan terus bergerak naik meningkat ke level pemahaman dan penghormatan terhadap nilai dan prinsip hak asasi manusia," kata dia.

Sehingga, kata dia, seluruh tamu undangan akan melihat bahwa bangsa Indonesia menghargai hak asasi manusia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas