Sisi Lain Prabowo: Penyuka Indomie, Tim Bubur Diaduk, hingga Punya 5 Kucing
Prabowo Subianto mengaku suka menyantap Indomie dengan lauk telur. Ia juga mengaku lebih suka bubur diaduk.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.com - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, mengungkapkan sisi lainnya kepada Najwa Shihab.
Hal ini disampaikan Prabowo ketika Najwa Shihab menemani kegiatannya pada Jumat (16/6/2023) lalu.
Dalam kesempatan itu, Najwa Shihab bertanya soal comfort food Prabowo Subianto.
"Comfort food Pak Prabowo, sweet (makanan manis) ya, Pak?" tanya Najwa Shihab, dikutip dari YouTube resminya, Jumat (30/6/2023).
Menjawab pertanyaan tersebut, Prabowo membenarkan bahwa satu dari sekian comfort food-nya adalah makanan manis.
Namun, ia juga menyebut Indomie sebagai comfort food-nya.
Baca juga: Prabowo Blak-blakan Berharap Ganjar Jadi Cawapresnya, tapi Pastikan Bisa Bekerja dengan Siapa Saja
"Indomie itu comfort food (saya) juga," jawab Prabowo yang disambut tawa Najwa Shihab.
Bahkan, Prabowo mengatakan ia juga lebih suka menyantap Indomie berlauk telur.
"Pakai telur dong," katanya.
Tak hanya itu, Prabowo juga mengungkapkan bahwa dirinya adalah tim bubur diaduk.
"Pak Prabowo kalau makan bubur diaduk apa dipisah? Penting ini, Pak. Harus diketahui publik," ujar Najwa.
"Ya diaduk dong!" sahut Prabowo.
Diketahui, Prabowo memiliki seekor kucing domestik bernama Bobi yang dipeliharanya.
Ia juga memiliki kucing domestik lainnya yang bernama Mika, Miki, dan Miko.
Hal ini turut disinggung Najwa Shihab.
Prabowo mengungkapkan, saat ini ia sudah memiliki total lima ekor kucing.
Sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, Prabowo mengatakan dirinya sayang kepada hewan-hewan peliharaannya.
"Sekarang udah ada lima (kucing). Bagi saya binatang, hewan itu adalah makhluk ciptaan Tuhan, jadi saya sayang sama semua makhluk," ungkap dia.
Baca juga: Prabowo Enggan Komentari Anies, tapi Puji Ganjar, Akui Chemistry dengan Capres PDIP Bagus
Prabowo Tanggapi Isu HAM yang Dituduhkan Kepadanya
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo Subianto juga bicara soal isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang kerap ditujukan kepadanya, terlebih menjelang tahun-tahun politik, seperti Pemilihan Presiden (Pilpres).
Sebagai informasi, Prabowo dituding terlibat dalam penculikan aktivis selama peristiwa 1998 saat ia membawahi Tim Mawar.
Menurut Prabowo, tudingan-tudingan yang diarahkan kepadanya, terutama soal isu HAM, adalah hal biasa dalam kehidupan politik.
Lantaran, kata Prabowo, pada sistem politik demokrasi liberal, menjatuhkan lawan supaya popularitasnya merosot, adalah hal wajar.
Terkait isu HAM yang dituduhkan kepadanya, Prabowo menganggapnya risiko dari kehidupannya sebagai eks prajurit TNI.
"Ini saya kira dalam kehidupan politik di mana-mana, biasa."
"Apalagi demokrasi liberal itu, lawan, harus kita turunkan popularitasnya supaya tidak bisa muncul," kata Prabowo Subianto dalam wawancara bersama Najwa Shihab di acara Mata Najwa yang tayang pada Jumat (30/6/2023).
"Saya anggap ini risiko sebagai prajurit, saya telah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai sumpah saya."
"Saya pertaruhkan nyawa saya berkali-kali untuk republik, untuk rakyat," lanjut dia.
Prabowo menambahkan, Indonesia sebagai negara demokrasi telah membebaskan rakyatnya untuk memilih pemimpinnya sendiri.
Karena itu, jika memang rakyat percaya mengenai tudingan isu HAM kepadanya, Prabowo menyarankan supaya tidak memilih dirinya.
"Kalau rakyat percaya semua tudingan-tudingan itu, rakyat nggak usah pilih saya. Gitu 'kan," ujar Prabowo.
Ketika ditanya Najwa Shihab, apakah tak ingin menjelaskan soal isu HAM yang menjeratnya, Prabowo menilai tak perlu.
Baca juga: Prabowo Subianto Mengaku Nyaman dan Banyak Belajar Setelah Masuk Pemerintahan Jokowi
Meski demikian, Prabowo mengaku isu-isu HAM yang dituduhkan kepadanya cukup menggangu.
Tapi, menurutnya, hal itu harus dihadapi karena merupakan risiko seorang prajurit.
"Saya kira sudah empat kali saya jelaskan, di-record public domain. Saya kira ini narasi (di mana) akhirnya bicara masa lalu."
"Memang ini sesuatu yang tidak enak dan itu mengganggu saya, tapi harus dihadapi. Itu risiko seorang prajurit, risiko saya," tegas Prabowo Subianto.
Diketahui, Tim Mawar dibentuk saat Prabowo menjabat sebagai Danjen Kopassus.
Selain Tim Mawar, ada Tim Garda Muda dan Tim Pendukung yang turut dibentuk usai peristiwa 27 Juli 1996, dimana kantor PDI (nama PDIP di era Orde Baru) dirusak oleh sekelompok massa.
Dilansir Kompas.com, Tim Mawar bertugas untuk mendeteksi kelompok radikal, pelaku aksi kerusuhan, dan teror.
Diketahui, beberapa eks anggota Tim Mawar saat ini menjadi anak buah Prabowo di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Mereka adalah Brigjen Dadang Hendra Yudha, Dirjen Potensi Pertahanan; Brigjen (Purn) Yulius Selvanus, Kepala Badan Instalasi Strategis Pertahanan (Kabainstragan).
Lalu, Mayjen (Purn) Chairawan Kadarsyah Kadirussalam Nusyirwan, Asisten Khusus Kemenhan; dan Brigjen TNI Nugroho Sulistyo Budi, Staf Ahli Bidang Politik Kemenhan.
Diketahui, Brigjen (Purn) Yulius Selvanus dihukum 20 bulan penjara dan dipecat dari dinas ABRI melalui Mahkamah Militer Tinggi (Mahmilti) II Jakarta karena keterlibatannya di Tim Mawar terkait penculikan dan penghilangan paksa aktivis di era Orde Baru.
Sementara, Brigjen Dadang Hendra Yudha dihukum 16 bulan penjara tanpa pemecatan.
Terkait pemecatan terhadap Yulius, keputusan tersebut dianulir oleh hakim, sehingga saat itu ia masih menjabat aktif sebagai anggota militer.
Sementara Prabowo, ia diberhentikan dari jabatannya sebagai Pangkostrad, serta Komandan Sekolah Staf dan Komandan ABRI.
Pemberhentian ini dilakukan setelah ia menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus.
Satu di antaranya adalah kasus penculikan aktivis yang disebut-sebut dilakukan oleh Tim Mawar, dilansir TribunnewsWiki.com.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunnewsWiki.com/Widi Pradana, Kompas.com/Verelladevanka/Artika Rachmi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.