Cerita Detektif Perselingkuhan di Jakarta, Punya Agen yang Menyamar Jadi PSK, ODGJ hingga Pedagang
Berpusat di Jakarta, bisnis perseorangan tersebut kini memiliki 400 agen penyelidikan penuh dan paruh waktu di seluruh kota Indonesia dan luar negeri.
Editor: Hasanudin Aco
"Ia minta maaf, orangtuanya juga minta maaf, ... dia minta kami mulai lagi dari nol," kata Mila.
"Saya sudah memaafkan, tapi enggak mungkin lupa ... susah untuk saya percaya lagi."
Jasa detektif swasta perselingkuhan
Mr Jack yang disebut-sebut Mila sebagai Private Investigator alias detektif partikelir yang membantunya dikenal luas sebagai Jack's Angel, pemilik Bisnis Detektif Swasta Perselingkuhan.
Kepada ABC Indonesia, Jack yang bukan adalah nama asli, mengatakan bahwa bisnisnya sudah berjalan sejak tahun 1997 namun baru muncul di internet pada tahun 2014.
Menurut Jack, permintaan akan penyelidikan kasus perselingkuhan yang ditanganinya terus bertambah dari tahun ke tahun, dengan permintaan terbanyak ditanganinya selama pandemi COVID-19.
"[Pandemi menjadi] kesempatan bagi target yang licik untuk bilang ke pasangannya, 'Eh maaf saya kena COVID, saya mau isolasi mandiri' tapi bukan di tempat isolasi, [melainkan] di hotel sampai bisa berbulan-bulan," katanya.
"Kalau hari-hari biasa [kasusnya] itu cinta segitiga, orang LDR [hubungan jarak jauh], lalu yang mengakunya sibuk di kantor ternyata pulangnya di hotel."
Ketika menjalankan misinya, Jack biasa ditemani oleh delapan sampai sembilan orang, yang mengawasi target dengan kendaraan berbeda-beda agar tidak dicurigai.
Ia juga tidak hanya 'all out', tapi juga berpikir 'out of the box', misalnya dengan memasang kamera pengintai di sejumlah barang yang tidak mudah ditebak atau diduga orang.
Berpusat di Jakarta, bisnis perseorangan tersebut kini memiliki 400 agen penyelidikan penuh dan paruh waktu di seluruh kota Indonesia dan luar negeri.
Harga yang ditawarkan kepada klien beragam, sesuai dengan aktivitas dan mobilitas dari pasangan klien, mulai dari 10 juta hingga ratusan juta.
"Misalnya, pasangan klien hanya bekerja biasa, kendaraannya bermotor, ya enggak mungkin saya kasih harga sampai puluhan juta dan maaf tapi untuk orang naik motor kan istilahnya jarang banget untuk ke tempat yang wah," katanya.
"Tapi yang menengah, orang pakai mobil, pasti mobilitasnya akan lebih tinggi. Dia masuk tol, masuk mall, masuk apartemen, hotel, dan terburuknya adalah ke luar kota, dari Jakarta ke Surabaya, dan sekarang kan tolnya panjang, jadi segala kemungkinan bisa terjadi."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.