Buka Munaslub, Ketua Umum PKN: Orang Politik Hidupnya Harus Bersuara, Jangan Mingkem
Gede Pasek Suardika kembali menceritakan soal lambang partainya yang disebut sangat syarat perjuangan politik dan bersuara bagi rakyat kecil.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika kembali menceritakan soal lambang partainya yang disebut sangat syarat perjuangan politik dan bersuara bagi rakyat kecil.
Dalam acara pembukaan Munaslub PKN di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (14/7/2023) malam, Pasek menyebut lambang partainya bergambar burung yang sangat galak.
Menurut dia sebagai seorang tokoh politik harus berani bersuara soal ketidakadilan.
Pasek juga menyindiri pihak yang sebelumnya 'galak' bersuara kini diam karena sudah mendapat bagian.
Meski dia secara tidak spesifik tak menyebut mendapat bagian soal apa.
"Kenapa kok burungnya galak? Karena memang mau bersuara kita, orang politik itu hidupnya harus bisa bersuasa, jangan mingkem, kalau sudah mingkem itu berarti sudah banyak dapat bagian, dia harus bersuara, harus galak," kata Pasek di lokasi.
Baca juga: Gede Pasek: PKN Jadi Partai Politik Termuda di Pemilu 2024
Pasek juga mengulas soal warna partainya yang didominasi warna merah.
Dia beralasan bahwa warna merah merupakan simbol dinamis, agresif dan berani.
Selain itu, pemilihan burung Garuda di lambang partainya juga memiliki arti sendiri.
Pasek menyakini bahwa Garuda bisa membebakan dari jeratan 'naga-naga' yang disebutnya melilit Indonesia.
"Kenapa harus merah? Merah simbolnya dinamis, agresif, dan berani. Jadilah lambang itu Garuda, tujuannya apa? Tujuannya agar Indonesia kembali dikuasai oleh Garuda," ucap Pasek.
"Karena jujur saja tautama Indonesia ini sudah dililit oleh 'naga-naga' sehingga kita tidak bisa lepas lilitan-lilitan para naga, sudah saatnya Garuda harus mengepak sehingga agak-galak sedikit. Soalnya kalau saya dikit langsung dililit nanti sama Naga jadi harus galak, ada wibawa lah," tegas Pasek disambut tepuk tangan kader PKN.
Pasek pun menyampaikan bahwa dirinya sengaja membuka beberapa nostalgia soal lambang partainya.
Pasalnya pidatonya ini merupakan pidato terakhir sebagai Ketua Umum PKN.
"Begitulah proses yang terjadi dan satu demi satu perjalanan demi perjalanan kita lalui bersama dengan segala suka duka, yang ingin kita catat disini bersama adalah kita sering berganti jabatan tapi kita tidak pernah harus bertengkar, ini harus kita jaga bersama," ucap Pasek.