Gede Pasek Minta Kader PKN Tak Alergi Sejarah: Gali dan Kembangkan Nilai Keluhuran Nenek Moyang
Mulanya, Pasek bercerita soal kejayaan dari Kerajaan Sriwijaya yang berkembang hingga ke tanah Tiongkok.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Agung Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika meminta kepada seluruh kader partainya tidak alergi terhadap sejarah Nusantara.
Sebab, dia meyakini bahwa sejarah telah menorehkan perjalanan panjang bangsa yang penuh dengan kemajuan dari segi teknologi hingga alam yang bertahan hingga saat ini.
Baca juga: Anas Urbaningrum Awali Pidato Politik sebagai Ketua Umum PKN di Munaslub: Salam Nusantara
Mulanya, Pasek bercerita soal kejayaan dari Kerajaan Sriwijaya yang berkembang hingga ke tanah Tiongkok.
Dia juga mengulas soal kehebatan dari para pelait dari Sulawesi yang memiliki kecanggihan dalam berlayat mengarungi lautan tanpa mesin.
Menurut dia, apa yang telah kejayaan daru Nusantara di sama itu harus dibangkitkan kembali demi kejayaan Indonesia.
Hal itu disampaikan Pasek saat memberikan pidato dalam acara Munaslub PKN di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (15/7/2023) malam.
Berita Rekomendasi"Saya minta kepada seluruh kader PKN dan para pecinta Nusantara, yang menginginkan Nusantara bangkit, mari bersama-sama kita gali kembali, kita kembangkan kembali nilai-nilai keluhuran nenek moyang kita," kata Pasek.
Pasek juga menyebut, bahwa tidak perlu jauh-jauh untuk melihat kehebatan dan keunggulan suatu kemampuan. Karena, semuanya telah ditunjukan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
"Memajukan kesejahteraan umum tidak usah susah-susah. Apapun yang sudah ada di Republik ini kita olah dengan baik, dengan apa, kita cerdaskan dulu kehidupan bangsa. Kelola Ibu Pertiwi maka kita akan menjadi negara maju," terang dia.
Selain itu, Pasek juga bercerita soal kehebatan Bioteknologi yang sudah sejak lama dimulai oleh Suku Dani di Papua. Di mana, mereka bisa mengawetkan jenazah manusia hingga ratusan tahun. Hal itu pula yang dilakukan oleh Suku Toraja di Sulawesi.
"Pascamunaslub ini, sembari kita kabarkan, agar kita kembali pada kejayaan Nusantara maka ini kita bersama. Karena orang PKN tidak boleh alergi dengan sejarah, karena dari sejarah lah kita bisa berjalan dengan baik," ungkap Pasek.
"Tentu sejarah yang benar, bukan sejarah yang diajarkan hari ini. Pelajaran Sejarah yang diajarkan kepada kita semua penuh dengan sisa-sisa kolinialisme, karena isinya perang, perang dan perang. Kerajaan A berperang dengan B, dan seterusnya. Tidak ada ceritanya Candi Borobudur dibangun seperti ini, teknologinya seperti ini, tidak ada," jelas dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.