Pidato Politik Anas Urbaningrum: Hukum Tak Boleh Dijadikan Alat, Kompetisi Politik Harus Kesatria
Anas Urbaningrum pidato politik menyinggung soal hukum yang tidak boleh dijadikan alat menyingirkan orang lain, termasuk dalam kompetisi politik.
Penulis: Rifqah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum menyampaikan pidato politik di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, harI ini, Sabtu (15/7/2023).
Diketahui Anas Urbaningrum resmi menjadi Ketua Umum PKN pada Jumat (14/7/2023) malam, menggantikan Gede Pasek Suardika.
Dalam pidato politiknya, Anas menyinggung penegakan hukum.
Dikatakan Anas, hukum tidak boleh dijadikan alat. Terlebih lagi menjadi alat untuk menyingkirkan orang lain.
"Hukum tidak boleh diperalat, hukum tidak boleh menjadi alat untuk menyingkirkan siapapun," ungkap Anas, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu.
Anas menyatakan, berkompetisi politik harus kesatria.
"Kalau berkompetisi, termasuk kompetisi politik, harus kesatria, bertanding secara kesatria, ayo maju satu lawan satu," katanya.
Baca juga: Gede Pasek Janji Pulihkan Nama Baik Anas Urbaningrum: Dia Simbol Kriminalisasi Kekuasaan
"Jangan pakai tangan pihak lain, itu pertandingan yang terbuka, kesatria, dan objektif. Karena dalam pertandingan kesatria, kalah menang itu soal lain," imbuh Anas.
Menang dan kalah, menurut Anas bukanlah masalah. Ia hanya ingin menyampaikan, bahwa dalam dunia politik dibutuhkan keberanian dan bersikap kestaria.
"Kalah bukan masalah, menang bukan masalah juga. Saya ingin mengirim pesan ini bagi kita semua dan bagi siapa saja, bahwa di dalam dunia politik yang kadang keras dibutuhkan keberanian dan sikap kesatria," ujarnya.
Lantaran, bila bertanding secara kesatria, nantinya soal menang dan kalah tidak akan menjadi kebencian hingga permusuhan.
"Kalau bertanding kestaria dan objektif dan kemudian sesuai dengan aturan pertandingan yang disepakati, insyaallah siapapun yang menang dan kalah itu tidak akan menjadi kebencian dan permusuhan, karena pertandingan yang baik itu hanya melahirkan kemajuan-kemajuan," kata Anas.
"Pertandingan yang baik tidak mungkin melahirkan kebencian dan dendam. Saya ingin mengatakan, bahwa kita semua harus melawan kebencian dan dendam, itu bukan karakter kita," pungkasnya.
Jabatan Ketum PKN Jadi Hadiah Ulang Tahun untuk Anas Urbaningrum
Ketua Umum PKN sebelumnya, Gede Pasek mengungkapkan, jabatan Ketum PKN yang saat ini dijabat oleh Anas Urbaningrum tersebut menjadi hadiah ulang tahun bagi Anas.
"Saya hanya memikirkan, Mas Anas ini besok ultah, jadi saya sebenarnya sudah diskusi, akhirnya ketemu lah tanggal sekarang malam ini," kata Gede Pasek kepada awak media di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (14/7/2023) malam.
"Besok beliau, ketika ultah, beliau sudah menjadi ketua umum. Itulah hadiah yang saya berikan. Karena dulu menemani beliau ketika dicopot," tegasnya.
Gede Pasek berharap di usia yang baru Anas Urbaningrum bisa menjadi ketua umum yang sukses bersama PKN.
"Beliau bisa sukses kembali menjadi ketua umum. Walaupun dengan kelebihan berbeda. Kalau berbeda tidak apa-apa,"
Anas Urbaningrum Akui Jadi Ketum PKN Penuh Tantangan
Anas Urbaningrum menyampaikan, bahwa memegang amanah sebagai Ketum PKN dalam situasinya saat ini merupakan hal yang tidak mudah dan penuh tantangan.
Terlebih lagi, jabatan tersebut merupakan momen khusus dan sejarah baru baginya memimpin kembali sebuah organisasi.
"Saya diberi amanah untuk memimpin langsung Partai Kebangkitan Nusantara, sungguh itu adalah tugas yang sangat berat."
"Tugas besar yang sangat berat. Inilah adalah situasi yang menurut saya pribadi sangat khusus mengapa? karena dalam sejarah, saya diberi amanah untuk memimpin organisasi," kata Anas saat pidato politik usai dinyatakan resmi secara aklamasi sebagai Ketua Umum PKN dalam forum Munaslub partai di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat malam.
Kendati demikian, Anas Urbaningrum tetap meminta para kader semakin bekerja keras, terutama dalam mempersiapkan Pemilu 2024 mendatang.
"Inilah situasi yang sangat khusus, yang saya yakin, saya hanya bisa memimpin dengan baik jika kita sungguh-sungguh kompak, solid, utuh, dan bersatu di dalam melaksanakan tugas-tugas politik khususnya persiapan Pemilu 2024," ucap Anas.
Alasan Anas Urbaningrum Tetap Dipilih Jadi Ketum PKN
Sementara itu, Mulyono membeberkan alasan menunjuk Anas Urbaningrum sebagai Ketum PKN, meski haknya menjadi pejabat publik dicabut selama lima tahun.
Diketahui, hak politik Anas Urbaningrum dicabut buntut dari kasus korupsi proyek Hambalang.
"Pejabat publik adalah pejabat pada badan publik yang didanai oleh APBN atau APBD."
"Sementara PKN tidak terikat dengan APBN atau APBD," kata Mulyono di Kantor Pimpinan Nasional (Pimnas) PKN, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.
"Jadi Mas Anas boleh menjadi ketum Partai Kebangkitan Nusantara," lanjut Mulyono, dikutip dari TribunnewsDepok.com.
Adapun alasan Anas Urbaningrum diangkat sebagai ketum karena Mulyono masih merasa yakin dengan kekuatan politik yang dimiliki Anas.
Baca juga: Jabat Ketua Umum PKN, Anas Urbaningrum akan Pidato di Monas
"Kami sangat yakin dengan kemampuannya, jaringannya, pengalamannya. Mas Anas akan membuat partai ini menjadi partai besar," tutur Mulyono.
Mulyono juga meyakini, Anas Urbaningrum tidak terlibat dalam kasus Hambalang yang menjeratnya.
"Karena memang menurut kami, ada kekhawatiran dari lawan-lawan politiknya, bahwa Anas ini akan meluncur lebih cepat dibandingkan para kompetitornya," ucap Mulyono.
"Sehingga ada upaya-upaya menghambat beliau dengan kriminalisasi," kata dia.
(Tribunnews.com/Rifqah/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Rahmat Fajar Nugraha) (TibunnewsDepok.com/Alfian Firmasyah)