Ditanya Terkait Pidato Anas Urbaningrum, Politisi Demokrat: Soal Isu Ini No Comment Dulu
Dalam pidatonya Anas memberikan komentar terkait dengan politik keluarga hingga perihal kasus korupsi proyek hambalang.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat enggan menanggapi pidato politik yang disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum di Monas, Sabtu kemarin.
Anas memberikan pidato politik usai resmi dinyatakan sebagai Ketua Umum PKN berdasarkan hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) PKN.
Dalam pidatonya Anas memberikan komentar terkait dengan politik keluarga hingga perihal kasus korupsi proyek hambalang di era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat dimintai tanggapannya terkait pidato itu, Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani tak memberikan komentar apapun.
"Mohon maaf terkait isu ini no comment dulu," kata Kamhar kepada Tribunnewscom, Senin (17/7/2023).
Demokrat Enggan Tanggapi Pidato Anas Urbaningrum soal Kasus Hambalang hingga Partai Keluarga
Hal senada juga diucapkan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.
Herzaky mengatakan, partainya saat ini sedang fokus membantu rakyat di tengah kesusahan.
Hal itu menanggapi pernyataan Anas Urbaningrum yang menyindir bahwa partai bukanlah kepunyaan keluarga.
Baca juga: Balas Anas Urbaningrum, Demokrat: Kami Fokus Bantu Rakyat Bukan Bahas Parpol Lain
"Kami fokus bantu rakyat, apalagi masih jutaan yang dalam kesusahan. Bukan bahas urusan Parpol (partai politik) lain," kata Herzaky kepada Tribunnews.com, Senin (17/7/2023).
Herzaky menegaskan Demokrat tak perlu menanggapi pernyataan Anas tersebut lantaran tak ada kaitannya.
"Tidak ada yang perlu ditanggapi. Tidak ada kaitan dengan kami," ujarnya.
Sebelumnya, Anas mengingatkan kepada seluruh kader PKN bahwa partai bukanlah kepemilikan pribadi atau keluarga.
"Partai bukan properti pribadi partai bukan properti family, partai bukan kepunyaan keluarga. Kalau mau disebut keluarga, partai harus punya keluarga besar seluruh Bangsa Indonesia," kata Anas dalam pidatonya pada penutupan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) PKN di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (15/7/2023).
Anas mengatakan PKN harus ditata berdasarkan prinsip-prinsip modern, bukan atas dasar kepentingan pribadi atau keluarga.
"Dengan prinsip seperti itu maka PKN tidak eksklusif PKN akan menjadi partai yang inklusif partai yang terbuka," ujarnya.
Dia menegaskan PKN mengajak siapa saja yang memiliki komitmen bekerja untuk masa depan bangsa bisa bergabung.
"Tidak dilihat golongan apa, agamanya apa, familinya siapa, silsilahnya seperti apa, daerahnya mana, warna kulit apa, rambutnya keriting apa lurus, belok atau agak sipit seperti saya misalnya. Semuanya sama terbuka," ungkap Anas.
Lebih lanjut, Anas menjelaskan PKN adalah partai yang majemuk dan terbuka bagi siapapun yang mau bergabung.