YLKI: Pemakaian Listrik di Indonesia Beda dengan Singapura dan Malaysia
Ketua YLKI, Tulus Abadi mengatakan saat ini sudah tak ada krisis listrik di Indonesia. Bahkan kata dia, Indonesia memiliki listrik yang surplus.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan saat ini sudah tak ada krisis listrik di Indonesia. Bahkan kata dia, Indonesia memiliki listrik yang surplus.
“Sekarang tidak ada lagi krisis listrik,” kata Tulus, Senin (17/7/2023).
Ia menjelaskan bahwa rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia pada tahun 2022 mencapai 99,63 persen. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 1,8 persen dari periode 2021 sebesar 99,45 persen.
Data tersebut, kata Tulus, membuktikan bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia telah terhubung dengan pasokan listrik. Hanya 0,57 persen wolayah yang masih belum teraliri listrik.
Menurutnya hal ini pun sesuai dengan data pada Kementerian ESDM di mana rasio elektrifikasi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
“Rasio elektrifikasi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2016, rasio elektrifikasi baru mencapai 91,16 persen dan hingga bulan Mei 2023 telah mencapai 99,68 persen,” kata Tulus.
Lebih lanjut Tulus menyampaikan bahwa pemakaian Kwh listrik per kapita penduduk Indonesia berbeda dengan negara seperti Singapura maupun Malaysia.
“Pemakaian Kwh listrik per kapita orang Indonesia, tentu berbeda dibanding Singapura, atau juga Malaysia,” ungkap Tulus.
Sebelumnya bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan yang juga eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan ketimpangan ekonomi di daerah dicerminkan dari gelap atau terangnya peta wilayah berdasarkan citra satelit di malam hari.
Anies mencontohkan citra satelit dari negara India yang punya jumlah penduduk 1,3 miliar dan permasalahan yang kompleks.
Ketika di malam hari, wilayah India berdasarkan citra satelit nampak distribusi cahaya lebih merata.
Bercermin dari India dan Korea Selatan yang punya cahaya kota paling terang dari citra satelit, Anies pun menawarkan visinya untuk lima tahun ke depan. Dia ingin seluruh wilayah Republik Indonesia menyala terang di malam hari saat dilihat dari udara.
Sebab menurut Anies, perkotaan tidak boleh gelap.
Baca juga: PLN dan 4 Perusahaan Perluas Infrastruktur Kendaraan Listrik
Lantaran kota yang gelap dipandang punya perekonomian dan kontribusi rendah.
"Jadi jangan sampai kota-kota ini gelap, kalau gelap itu perekonomian rendah, kontribusinya rendah, dan tentu saja PLN harus menyiapkan suplainya," kata Anies dalam acara Rakernas XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia, di Makassar, Kamis (13/7/2023).