Anggota DPR Dukung Erick Thohir Terapkan Aturan Pengurangan Poin Bagi Klub yang Suporternya Ricuh
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Demokrat Yoyok Sukawi, mendukung rencana Ketua Umum PSSI Erick Thohir menerapkan aturan pengurangan poin.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Demokrat Yoyok Sukawi, mendukung rencana Ketua Umum PSSI Erick Thohir menerapkan aturan pengurangan poin terhadap klub yang suporternya membuat kerusuhan.
CEO PSIS Semarang itu menilai, peraturan larangan suporter menyaksikan laga tandang Liga 1 2023/2024 saja sudah cukup keras, namun ketika suporter masih nekat berbuat nakal dan malah membuat kerusuhan di stadion perlu diberikan sanksi yang membuat jera.
Menurutnya, PSSI harus mensosialisasikan dan memberikan edukasi secara masif kepada para suporter untuk bersama-sama melakukan transformasi sepak bola nasional menjadi lebih baik.
“Kalau menurut saya sih memang sanksi itu kalau memang mau diterapkan, ya harus diterapkan dengan konsekuensi, tapi sebelum diterapkan itu harus disosialisasikan aturannya. Sekarang itu belum diterapkan kan, karena memang belum ada aturannya,” kata Yoyo dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).
Yoyo tidak permasalahkan rencana PSSI menerapkan aturan tersebut, baik diterapkan di musim ini 2023-2024 ataupun di musim depan 2024-2025 asalkan liga tetap berjalan dan penonton dibolehkan datang menonton tim kebanggaan mereka bermain.
“Kalau memang mau diterapkan tahun depan ya silakan saja, kalau kita sih dari klub tidak ada masalah, sama aja yang penting jadwal itu tetap, pertandingan juga bisa dihadiri penonton, aturan-aturan itu kita menyesuaikan terserah pemerintah (PSSI),” ujarnya.
Dikatakan Yoyok, Indonesia yang masih dalam pantauan FIFA pascatragedi Kanjuruhan, aturan larangan suporter tim tamu datang menonton langsung sudah tepat demi meminimalisir terjadinya kericuhan antar suporter, meski sudah diberikan larangan tapi fakta di lapangan suporter tamu masih tetap datang sehingga timbul gesekan antar suporter.
Untuk itu, jika PSSI menginginkan sepak bola Indonesia aman dan nyaman 100 persen, maka harus membuat aturan yang sangat ekstrim.
“Sebenarnya adanya kerusuhan atau tidak itukan dilihat dari faktor resikonya, memang dengan hadirnya suporter tamu itu resikonya jadi tambah, tapi kan tidak melulu. Jadi memang tergantung kita kita mau bicara apa nih supaya aman 100 persen, ya memang cara-caranya harus ekstrem begitu,” katanya.
“Tapi kalau kita bicara keamanan ya benar tadi itu memang begitu. Kalau tadi pertanyaannya benarkah itu penonton tamu tidak boleh datang akan mengurangi kerusuhan? Kalau kita bicara dari keamanan, kan pasti aman jawabannya begitu,” imbuhnya.
Untuk itu, Yoyok menyarankan agar PSSI, klub, suporter, PT LIB hingga pihak Kepolisian terlibat aktif dalam agenda besar Erick Thohir untuk mentransformasi sepak bola Indonesia.
Pasalnya, jika unsur-unsur ini tidak bersatu maka sepak bola Indonesia akan tetap jalan ditempat, tidak ada perbaikan khusus nya dari sisi kedewasaan para suporter bahwa kalah menang dalam sebuah pertandingan merupakan hal biasa, namun sepak bola seharusnya menjadi salah satu alat persatuan bukan sebaliknya menciptakan permusuhan.
“Jadi kalau memang transformasi sepak bola ini tidak mudah, memang butuh semua pihak terlibat, jadi klub terlibat, suporter terlibat, pemerintah terlibat, kepolisian terlibat, LIB terlibat itu semua menjadi satu kesatuan baru nanti bisa berjalan semuanya dengan baik,” ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.