Menlu RI Curhat Soal EUDR, Portugal Dukung Negosiasi Indonesia-EU CEPA Dipercepat
Portugal mendukung agar negosiasi perjanjian perdagangan Indonesia-EU CEPA dipercepat, di tengah adanya polemik dalam Peraturan Deforestasi Uni Eropa
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Portugal mendukung agar negosiasi perjanjian perdagangan Indonesia-EU CEPA dipercepat, di tengah adanya polemik dalam Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Portugal Joao Gomes Cravinho percaya Indonesia-EU CEPA sangat penting bagi hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa.
Menurutnya perjanjian ini juga sangat penting untuk membantu membentuk ekonomi global yang terus berubah.
Hal ini disampaikan Cravinho saat melakukan konferensi pers di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (24/7/2023), usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RI Retno Marsudi.
"Saya juga ingin menegaskan dukungan kuat kami terhadap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Uni Eropa dan Indonesia," kata Cravinho.
Menlu Portugal mengatakan perjanjian ini lebih dari sekadar perjanjian perdagangan, dimana perjanjian ini juga memiliki konsekuensi politik yang strategis bagi kedua belah pihak.
"Ini adalah perjanjian kemitraan ekonomi, tetapi juga perjanjian yang memiliki konsekuensi politik dan strategis, yang saya yakin sangat menarik untuk kedua belah pihak," lanjutnya.
Sebelumnya Menlu Retno Marsudi menyampaikan keprihatinan pada sejumlah kebijakan diskriminatif yang diambil oleh UE termasuk Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR).
Kebijakan ini juga berkaitan dengan pembatasan impor minyak kelapa sawit dari negara-negara di Asia, termasuk Indonesia.
Padahal impor minyak sawit Indonesia oleh Portugal dari Indonesia meningkat sebesar 77 persen dari tahun 2019 hingga 2022.
Baca juga: Portugal Dukung Negosiasi Indonesia-EU CEPA Dipercepat
Sedangkan investasi Portugal di Indonesia tumbuh signifikan mencapai rekor tertinggi sebesar 2.000% dari 2019 hingga 2022.
"Kami memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya mempercepat penyelesaian negosiasi CEPA Indonesia-UE," kata Retno.