Kemendikbudristek: Pemerintah Gandeng Negara ASEAN Perbaiki Kualitas PAUD
Pemerintah Indonesia menggandeng negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menguatkan komitmen bersama dalam mempercepat transformasi PAUD.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril, mengatakan negara tetangga memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas sumber (SDM).
Pemerintah Indonesia, kata Iwan, menggandeng negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menguatkan komitmen bersama dalam mempercepat transformasi PAUD.
"Saya berharap konferensi hari ini menjadi kesempatan bagi negara-negara ASEAN untuk menyatukan berbagai gagasan dengan saling berbagi praktik baik dalam penyediaan layanan PAUD yang berkualitas," ujar Iwan
Hal tersebut diungkapkan oleh Iwan dalam sambutannya dalam Dialog Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di ASEAN atau forum Southeast Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE).
Kemendikbudristek saat ini terus melakukan modifikasi kurikulum agar responsif terhadap perkembangan zaman serta mampu menyusun metode pembelajaran yang bervariasi.
"Serta membuka peluang kolaborasi yang melibatkan sektor swasta juga diharapkan bisa menjadi jawaban atas upaya akselerasi transformasi PAUD," kata Iwan.
Baca juga: Uang Sekolah TK dan PAUD di Kota Padang Ini Dibayar dengan Sampah Plastik
Sementara itu, Direktur SEAMEO CECCEP, Vina Adriany, menyebut dalam upaya akselerasi PAUD, ada lima topik bahasan yang patut diulas.
Di antaranya seputar Pendidikan Pengasuhan Anak Universal dan Transisi ke Pendidikan Dasar, Pengaruh Lokal & Global pada PAUD, PAUD Holistik dan Terintegrasi, Membangun Ketahanan PAUD, dan Pendidikan Pengasuhan Anak.
Ia juga menyoroti tentang perlunya pengembangan model pembelajaran yang sesuai dan tidak hanya berfokus pada satu pakem yang dominan saja.
Dalam hal ini, pelatihan Guru, khususnya Guru PAUD, menjadi sesuatu yang penting dilakukan.
“Melalui pelatihan, guru juga dapat memiliki ruang solidaritas, bertemu dengan guru lain dan saling bertukar pandangan, serta mengevaluasi praktik baik mengajar mereka satu sama lain," tuturnya.
Lebih lanjut, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry menjelaskan salah satu dukungan terhadap pengembangan salah satunya ada Lewat perkembangan filantropi.
Menurut Eddy, setidaknya ada empat perubahan strategi filantropi era dahulu dan masa kini.
Pertama, dari pemberian amal berubah fokus pada dampak. Kedua, dari terfragmentasi menjadi penyelarasan untuk skala besar dan dampak jangka panjang.
Ketiga, dari bekerja sendiri menjadi kolaboratif atau memobilisasi berbagai jenis pendanaan (Pemerintah, organisasi filantropi, lembaga pembangunan dan sektor swasta).
"Terakhir, dukungan keuangan saja menjadi pengembangan kapasitas dan bantuan Teknis. Perubahan strategi filantropi ini turut mempengaruhi program utk anak usia dini agar dapat tumbuh dan berkembang optimal," ungkapnya.