Profil Henri Alfiandi, Kepala Basarnas yang Jadi Tersangka Kasus Suap Pengadaan Alat Deteksi
Henri Alfiandi diduga menerima aliran suap sejumlah Rp88,3 miliar terkait sejumlah proyek termasuk pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya (Marsdya) Purnawirawan TNI Henri Alfiandi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (26/7/2023).
Adapun perkara yang menjerat Henri Alfiandi yakni dugaan suap pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan.
Henri Alfiandi diduga turut menerima aliran suap sejumlah Rp88,3 miliar terkait sejumlah proyek.
Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap 10 orang, sehari sebelum Henri Alfiandi ditetapkan sebagai tersangka, yakni pada Selasa (25/7/2023) kemarin.
Adapun OTT tersebut dilakukan di dua lokasi, yaitu Cilangkap dan Jatisampurna.
Baca juga: Pensiun Minggu Lalu, Ini Profil dan Biodata Kepala Basarnas Henri Alfiandi yang Jadi Tersangka KPK
Lantas siapa sebenarnya Henri Alfiandi?
Profil Henri Alfiandi
Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi lahir di Magetan, Jawa Timur pada 24 Juli 1965.
Dilansir TribunnewsWiki.com, Henri Alfiandi memiliki seorang istri bernama Santi Pratiwi.
Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Rachael Shandika Putri M.
Kepala Basarnas ini merupakan seorang perwira tinggi TNI-AU.
Ia merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1988.
Sebelum dilantik menjadi Kepala Basarnas pada 4 Februari 2021 lalu, Henri Alfiandi memiliki riwayat pendidikan panjang di dunia militer.
Sejak kecil, Henri sudah ada di lingkungan militer.
Tahun 1979, Hendri bersekolah di SD Angkasa 1 Lanud Iswahjudi.
Lalu ia melanjutkan ke SMPN 1 Maospati 1982 dan tiga tahun kemudian bersekolah di SMAN 1 Madiun.
Henri Alfiandi ternyata juga sempat mengenyam pendidikan kejuruan.
Baca juga: BREAKING NEWS KPK Tetapkan Kepala Basarnas Henri Alfiandi Tersangka Kasus Korupsi
Tahun 1986 ia bersekolah di Sekolah PARA Dasar, tahun 1987 di Penataran P4 dan tahun 1989 di Sussarcap Tahap I.
Ia juga sempat bersekolah di sekolah pilot, Comercial Pilot's Licience Course tahun 1990.
Di tahun yang sama, ia juga belajar di Sekolah Penerbang TNI AU dan Latihan Dasar Survival.
Pada 1991, ia dilatih di Transisi A-4 Skyhawk, setahun kemudian di Sekolah Terbang Layang dan Element Lead Course A-4.
Henri lalu mengikuti latihan FSO Course Bangladesh tahun 1994 dan masuk ke Sekolah Instruktur Penerbang TNI AU 1995.
Tak hanya itu sampai tahun 2007, Henri aktif di berbagai kelas seperti di Dik Konversi Hawk 100/200 (1997), HAWK 100/200 IP CRS (1998), Combine Weapon Instructur Course (1999), - SUS TARDAN (2003), Deutsch Sprache (Jerman) (2006) dan Sus Opsgab TNI (2007)
Lalu 2008 ia belajar di Sus Intel Strat dan Sus Athan RI tahun 2009.
Pada tahun 1997 Lulus dari Akademi Angkatan Udara, Henri melanjutkan ke jenjang Pendidikan Sekolah Komando Kesatuan TNI AU (Sekkau).
Setelah selesai, Henri lalu masuk Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) tahun 2003.
Pada tahun 2007 ia melanjutkan sekolah di Jerman, yakni di Lehrgang Generalstabs/ Admiralstabsdienst Mit Internationaler Beteiligung (LGAI) Germany
Tahun 2012, ia juga mendapat kesempatan untuk belajar di The Legion Of Merit, Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko) TNI tahun 2013.
Lalu pada 2015, ia belajar di Amerika yakni di US Air War College (Lemhannas).
Baca juga: Asops KSAU Marsda Henri Alfiandi 2 Jam Cari Korban dan Serpihan Sriwijaya Air SJ-182 Lewat Udara
Riwayat Karier
Selain memilik riwayat pendidikan yang panjang, Henri juga memiliki pengalaman berkarier yang panjang.
Pada 1997 ia sudah dipercaya menjadi Pa Pok Instruktur Skadud 12 Lanud Pekanbaru
Lalu 1999 menjadi Kadisops Skadud 12 Lanud Pbr Wing 6 Lanud Pekanbaru.
Tiga tahun kemudian, ia diangkat menjadi Danskadud 12 Wing 6 Lanud Pekanbaru.
Barulah pada 2004 ia menjadi Kadisops Lanud Pekanbaru.
Tahun 2005 ia diminta menjadi Pamen Lanud Pbr (Dik Sesko Banding Jerman).
Selanjutnya pada tahun 2007 ia menjadi Dostun Gol IV Seskoau, 2009 diminta menjadi Pamen Mabes TNI (Untuk Atud RI di Washington DC USA) dan 2010 menjadi Atase Udara RI KBRI USA.
Setahun setelahnya, ia menjadi Pamen Bais TNI, Paban I/Renstra Srenaau tahun 2012 dan Paban III/Intelud Spamau 2013.
Baca juga: Asops KSAU Marsda Henri Alfiandi 2 Jam Cari Korban dan Serpihan Sriwijaya Air SJ-182 Lewat Udara
Tahun 2014, Henri menjadi Danlanud Roesmin Noerjadin selama tiga tahun.
Henri lalu diminta mnejadi Kas Koopsau 2017 dan Pangkoopsau II tahun 2018.
Setahun kemudian menjadi Danseskoau dan 2020 menjadi Asops Kasau.
Hingga akhirnya ia dipercaya menjadi Kepala BASARNAS tahun 2021 sampai sekarang.
Banyak penghargaan telah ia sabet mulai dari Brevet Driver TNI AU, Wing Penerbang TNI AU, Brevet Para TNI AU, Brevet Komando Paskhas, RSAF Wing (Singapura) hingga Pin US AWC (Lemhannas).
Juga SL. Kesetiaan VIII, SL. GOM VII (Aceh), SL. Wira Dharma, SL. Seroja, SL. Dwidya Sistha, Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya, SL. Kesetiaan XXIV dan SL. Kesetiaan XVI.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Ilham Rian Pratama)(TribunnewsWiki.com/Puan)