Church World Service dan Human Intiative Upayakan Anak Refugee Nyaman Bersekolah di Indonesia
Church World Service dan Human Initiative berkolaborasi untuk mengupayakan kondisi sekolah yang nyaman serta aman bagi anak-anak
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Church World Service dan Human Initiative berkolaborasi untuk mengupayakan kondisi sekolah yang nyaman serta aman bagi anak-anak refugee di Indonesia.
Untuk itu, kedua organisasi kemanusiaan global tersebut memberikan informasi dan pemahaman langsung pada sasaran yang tepat yaitu pihak sekolah.
Mengusung tema ‘Info Session for Local Schools Accepting Refugee Students’, sebanyak 62 sekolah di Jabodetabek mengirimkan satu orang perwakilan sebagai peserta dalam webinar.
Berbagai peristiwa konflik yang melanda beberapa negara di dunia seketika berdampak bagi warga negaranya.
"Hak-hak sebagai warga negara perlahan menghilang, seperti akses kesehatan yang terbatas, pendidikan yang terpaksa berhenti, dan tidak ada perlindungan sebagai warga sipil," ujar UNHCR Indonesia Human Initiative Yudha Permana dalam keterangan yang diterima, Minggu (30/7/2023).
Yudha menilai hal ini berdampak pada kesehatan mental dan memutuskan untuk meninggalkan negaranya.
"Fenomena ini secara tidak langsung berdampak pada Indonesia. Meskipun hingga kini Indonesia belum meratifikasi Konvensi 1951 mengenai Pengungsi Luar Negeri, akan tetapi Indonesia tetap menerima pengungsi internasional atas dasar solidaritas kemanusiaan," kata dia.
Yudha mengutip United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR), bahwa saat ini terdapat sekitar 12.710 pengungsi internasional yang terdaftar di UNHCR Indonesia.
"Pengungsi internasional tersebut berasal dari Afganistan, Somalia, Myanmar, Liberia, Etiopia, Yaman, dan lain sebagainya," kata dia.
"Memberikan harapan bagi anak-anak pengungsi suaka dan perlindungan yang Pemerintah Indonesia bersama organisasi dunia berikan, sayangnya masih memiliki titik lemah dalam pelaksaannya," kata Yudha
Seperti yang telah Human Initiative temukan dalam implementasi program Education Socio-Aconomic Assistances (ESEA).
Program yang hadir pada beberapa titik di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Bogor, Depok, dan Tangerang (Jabodeta) menghadapi beberapa tantangan antara lain perindungan, kurangnya motivasi, dan terbatasnya pemahaman bahasa.
"Adanya fakta-fakta ini, mendorong Church World Service dan Human Initiative untuk melaksanakan ‘Info Session for Local Schools Accepting Refugee Students’ bagi pihak-pihak sekolah yang bekerjasama dalam program ini," katanya
Baca juga: Hari Pengungsi Sedunia atau World Refugee Day 2023: Tema dan Sejarahnya
Tujuan kegiatan ini untuk memberikan informasi bagi para guru, dan bersama-sama membahas berbagai isu relevan mengenai pendidikan anak-anak pengungsi di Jabodeta.
Selain itu, adapula rekomendasi bagi Program Bantuan Pendidikan dan Sosial Ekonomi bagi Pengungsi yang berlanjut pada pembahasan kolaborasi di masa mendatang.
“Harapannya, kegiatan edukasi bagi pihak sekolah ini dapat memberikan informasi dan pemahaman kepada guru. Sehingga tercipta suasana bersekolah yang menyenangkan dan menjadi harapan baru bagi anak-anak pengungsi di Indonesia,” tandasnya.