Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Sada Ukur, Tiga Tahun Rutin Jalani Cuci Darah bersama JKN

Sada Ukur Br. Sitepu menceritakan pengalamannya menjalani cuci darah atau hemodialisis selama tiga tahun empat bulan menggunakan manfaat JKN

Editor: Content Writer
zoom-in Cerita Sada Ukur, Tiga Tahun Rutin Jalani Cuci Darah bersama JKN
Istimewa
Sada Ukur Br. Sitepu menceritakan pengalamannya menjalani cuci darah atau hemodialisis selama tiga tahun empat bulan, Selasa (25/07). 

TRIBUNNEWS.COM - Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sangat dirasakan pesertanya yang membutuhkan layanan kesehatan. Manfaat JKN juga dirasakan oleh para penyintas gagal ginjal yang menggantungkan hidupnya pada cuci darah. Ditemui saat menjalani proses cuci darah rutin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karo, Sada Ukur Br. Sitepu menceritakan pengalamannya menjalani cuci darah atau hemodialisis selama tiga tahun empat bula, Selasa (25/07).

Tahun 2011, Sada merasakan nyeri hebat di bagian bawah perut yang mengharuskannya menjalani rawat inap di salah satu dokter swasta di Kabupaten Karo. Saat itu Sada didiagnosa mengidap sakit batu ginjal. Dokter menyarankan agar dilaksanakan tindakan operasi untuk mengeluarkan batu yang sudah bersarang dalam ginjal dan kandung kemih agar batu tidak semakin membesar dan mengganggu kesehatan Sada, namun Sada masih belum bersedia dengan alasan takut menjalani operasi.

“Seiring waktu berjalan saya merasa sudah semakin membaik. Hingga akhirnya pada tahun 2012, saat saya berkunjung kerumah anak di daerah Bekasi, saya kembali mengalami sakit dan saat itu cukup parah. Waktu itu saya konsultasi dengan dokter dan diputuskan saya harus menjalani operasi pengangkatan batu ginjal di Rumah Sakit (RS) Elisabeth Bekasi. Saat itu belum ada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga saya masih berobat dengan biaya sendiri,” tutur Sada.

Ia menjelaskan, setelah selesai operasi kondisinya kembali pulih. Namun pada tahun 2015 ia kembali dirawat inap di RS Efarina Etaham Berastagi. Karena keterbatasan alat medis akhirnya Sada harus dirujuk ke salah satu RS Swasta di kota Medan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter menjelaskan kepada anak Sada bahwa batu yang terdapat pada ginjal Sada muncul kembali. Dampaknya bukan main hingga mengakibatkan gagal ginjal dan harus segera dilakukan tindakan cuci darah.

“Semula saya tidak tahu bahwa rangkaian perawatan yang saya harus jalani adalah rangkaian perawatan cuci darah. Anak saya tidak memberitahu karena pada saat itu mereka tentunya tidak ingin hal ini menjadi beban pikiran dan akan menambah buruk kondisi kesehatan saya. Akan tetapi saya yakin bahwa ini adalah jalan dari Tuhan untuk kesembuhan saya,” jelas Sada.

Sada yang dulunya berprofesi sebagai petani kopi di Desa Sukanalu, saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk menjalankan kesehariannya bertani karena telah dipasangi cimino di bagian lengan. Dokter menyarankan agar tidak mengangkat beban berat menggunakan tangan untuk mencegah pendarahan. Pada kesempatan yang sama, Sada mengatakan bahwa ia sangat bersyukur karena selama menjadi peserta JKN ia telah banyak dibantu dari sisi finansial. Tanpa JKN, ia tidak tahu dari mana biaya untuk menjalani pengobatannya.

“Semula saya menjalani cuci darah di RS Bina Kasih Medan rutin seminggu sekali. Jika sudah tiba waktunya cuci darah, kami harus berangkat dengan mobil rental dan biayanya lumayan besar. Besyukur akhirnya setelah ada Unit Hemodialisis di RSUD Kabupaten Karo akhirnya saya disarankan untuk cuci darah di sana. Puji Tuhan lebih lokasi RSUD dekat dengan rumah saya di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo. Saya juga bisa berangkat sendiri dengan naik angkutan umum, tentunya dengan ongkos yang lebih murah,” lanjut Sada.

Berita Rekomendasi

Terdaftar sejak tahun 2015 sebagai peserta (JKN) segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas dua, Sada mengaku mendapatkan pelayanan yang baik dalam mengakses layanan di fasilitas kesehatan dan tidak dikenakan biaya tambahan. Dirinya juga merasa mendapatkan pelayanan yang setara dengan pasien lainnya termasuk peserta umum. Menurutnya, Program JKN sangat membantu bagi peserta yang harus rutin cuci darah dua kali dalam seminggu.

“Bukan tidak sedikit pasien cuci darah meninggal dunia termasuk rekan-rekan saya sebelumnya karena dibebani dengan bagaimana caranya memperoleh biaya cuci darah rutin yang besar nominalnya sebelum ada JKN. Program ini adalah program mulia bagi masyarakat. Dengan rutin membayar iuran sebelum tanggal sepuluh setiap bulan kami sudah bisa fokus dan semangat dalam menata hidup kami ke depan, tidak memikirkan biayanya lagi,” ungkap Sada.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas