Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Tragedi Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki: Proyek Manhattan, Penyerahan Jepang, dan Dampaknya

Berikut ini sejarah Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat saat Perang Dunia II. Pengeboman itu membuat Kaisar Hirohito menyerah

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Sejarah Tragedi Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki: Proyek Manhattan, Penyerahan Jepang, dan Dampaknya
https://www.history.com/
Pandangan udara Kota Hiroshina, Jepang - Berikut ini sejarah Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat saat Perang Dunia II. Pengeboman itu membuat Kaisar Hirohito menyerah tanpa syarat. 

Ledakan bom Little Boy itu setara dengan 12-15.000 ton TNT dan menghancurkan lima mil persegi kota.

Kemudian, tanggal 9 Agustus 1945, pengebom B-29 lainnya, Bockscar dari Tinian diterbangkan oleh Mayor Charles Sweeney dengan target utama Kota Kokura dan target sekundernya Kota Nagasaki.

Saat itum bom plutonium 'Fat Man' dijatuhkan pada pukul 11;02 pagi waktu setempat, dengan berat bom sekitar 10.000 pound dan hasil ledakannya 22 kilotron.

Kota Nagasaki sendiri terletak di lembah-lembah sempit di antara gunung-gunung, hal itu mengurangi efek bom dan membatasi kehancuran hingga 2,6 mil persegi.

Pandangan udara Kota Hiroshina, Jepang (4)
Pandangan udara Kota Hiroshina, Jepang

Proyek Manhattan

Pemerintahan AS mendanai program pengembangan senjata atom pada tahun 1940.

Hal itu menjadi tanggung jawab bersama Kantor Penelitian dan Pengembangan Ilmiah dan Departemen Perang setelah memasuki Perang Dunia II.

BERITA REKOMENDASI

Adapun pelopor pengembangan pembangunan fasilitas untuk program rahasia 'Proyek Manhattan' itu adalah Korps Insinyur Angkatan Darat AS.

Proyek Manhattan mengadakan uji coba perangkat 'Bom Plutonium' pada 16 Juli 1945, di Trinity Alamogordo, New Mexico.

Saat itu kekuatan Sekutu telah mengalahkan Jerman di Eropa.

Pada pertengahan Juli, pasukan Jepang menimbulkan korban Sekutu hampir setengah dari jumlah yang menderita selama tiga tahun penuh perang di Pasifik.

Jepang pun membuktikan bahwa negara tersebut menjadi lebih mematikan ketika menghadapi kekalahan.

Hingga pemerintah militeris Jepang menolak permintaan penyerahan Sekutu yang diajukan dalam Deklarasi Potsdam, yang mengancam Jepang dengan 'kehancuran segera dan total' jika mereka menolak.

Hal itu pada akhir bulan Juli 1945.

Baca juga: Kisahkan Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Film Oppenheimer Belum Memiliki Jadwal Tayang di Jepang

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas