Dirut PLN Ungkap PPA Jadi Kunci Sukses Pelaksanaan Proyek Kelistrikan di Indonesia
Dirut PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan dua prinsip yang dilakukan PLN untuk menarik minat investor dalam rangka percepatan penyediaan akses listrik.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Sebagai upaya dalam menarik minat para investor untuk mempercepat penyediaan akses listrik bagi seluruh masyarakat, PLN melakukan dua prinsip, di antaranya prinsip fairness dan prinsip tingkat pengembalian investasi atau Internal Rate of Return (IRR) yang menarik dalam bekerja sama dengan semua pihak.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat menjadi panelis diskusi bertajuk ‘Corporate Renewable Procurement: Power Purchase Agreement’ yang diselenggarakan oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB), Kamis (10/8).
Lebih lanjut, Darmawan memaparkan di depan peserta diskusi panel bahwa kunci penting dalam keberlanjutan investasi, khususnya di sektor ketenagalistrikan adalah kontrak kerja sama atau Power Purchase Agreement (PPA). Kunci penting langkah ini, PLN bersama mitra selalu memetakan rencana kerja yang reliable dan juga mitigasi risiko, sehingga dalam pelaksanaan pengembangan sektor kelistrikan mampu mendorong iklim investasi yang menarik bagi para investor.
Baca juga: YBM PLN Berkontribusi Cegah Stunting Anak Sejak Dini Lewat Kampung Gizi Cahaya
“PLN memegang peranan penting dalam menjalankan agenda transisi energi. Pembangunan pembangkit EBT yang makin digenjot, penguatan jaringan distribusi dan transmisi serta langkah dekarbonisasi merupakan serangkaian proyek transisi energi yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak,” imbuh Darmawan.
Untuk itu, Darmawan menegaskan PLN sangat terbuka dalam peluang kerja sama baik teknologi, finansial maupun kerja sama pembangunan infrastruktur. Semua kerja sama yang dijalankan PLN mengusung prinsip keberlanjutan serta mendorong perekonomian nasional.
Sahala Simanjutak dari Supreme Energy juga menambahkan bahwa keberhasilan sebuah proyek maupun rencana investasi sangat bergantung pada kerja sama yang kuat. Dengan demikian, PPA menjadi penentu apakah sebuah proyek bisa berjalan atau tidak.
Baca juga: PLN Imbau Masyarakat Tambah Daya Ketimbang Ambil Listrik dari Tiang Listrik
"Salah satu key project dari project financing itu adalah kontrak pekerjaan, karena kontrak adalah producing konteks yang menjadi perhatian buat investor juga menjadi perhatian buat para pihak financer," tegas Sahala.
Sahala juga mengatakan, kontrak kerja sama harus dapat memberikan kepastian kepada para pengembang dan penyokong dana proyek, sehingga muncul rasa nyaman untuk memberikan investasinya kepada pengembang.
Sahala menilai, saat ini PLN sudah menerapkan skema kontrak kerja sama yang menarik dan mampu mengakomodir kebutuhan para investor untuk bersama mengembangkan kelistrikan nasional.
Baca juga: PLN Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan di Wilayah Jakarta Selatan
"Saya rasa untuk PPA yang ada sekarang sudah mengakomodir hal–hal yang menjadi concern dari pihak pengembang dan pihak lenders. Ke depannya kontrak yang ditandatangi PLN dengan pengembang swasta itu terus bankable dan terus dapat melanjutkan investasinya di Indonesia," tegas Sahala.
Selain membangun bisnis kelistrikan yang fair, upaya ini menjadi bukti bahwa PLN turut serta memajukan bangsa melalui diseminasi pengetahuan.(*)