Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yenny Wahid Tanggapi Cuitan Jansen Demokrat di Twitter: Muter-muter Kayak Tong Setan di Pasar Malam

Yenny Wahid, dalam postingannya mengaku bahwa dirinya pusing membaca penjelasan Jansen Sitindaon, dan menyebut tanggapan politisi Partai Demokat itu.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Yenny Wahid Tanggapi Cuitan Jansen Demokrat di Twitter: Muter-muter Kayak Tong Setan di Pasar Malam
Kolase Tribunnews
Wakil Sekjen (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon dan Yenny Wahid saling membalas cuitan dalam perbincangan di media sosial Twitter atau X. 

“Jadi bagi para peminat, jika diri Anda selama ini tidak merepresentasikan perubahan, apalagi jadi bagian dan ikut menikmati rezim ini, saya pribadi berharap Anda cari koalisi lain saja jika mau jadi cawapres. Saya pribadi akan menentang Anda, minimal di rapat-rapat di partai saya Demokrat yang adalah pemegang 9,3 persen (persen) dalam Koalisi Perubahan ini."

“Soal apakah pendapat saya itu akan menang atau kalah, tidak terlalu penting buat saya. Penting saya akan bersuara menentang dan menolak Anda yang tidak merepresentasikan perubahan namun ingin jadi cawapres di koalisi ini. Selamat menuju pemilu untuk kita semua. NB: tulisan ini adalah pendapat pribadi saya,” pungkasnya Jansen.

Balasan Yenny Wahid

Pernyataan Jansen tersebut mendapat reaksi dari Yenny Wahid.

Ia, dalam cuitannya, mengatakan tidak pernah menyodorkan diri menjadi cawapres Anies Baswedan.

Menurut Yenny, justru dirinya hanya merespons lamaran yang datang.

"Justru saya mendukung Mas AHY jadi cawapres Mas Anies. Kalau situ belum apa2 udah menolak saya, pas bossmu butuh dukungan, saya emoh lho."

Yenny juga mengaku mendukung jika pendamping Anies Baswedan di 2024 adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Berita Rekomendasi

"Justru saya mendukung mas AHY jadi cawapres Mas Anies," imbuhnya.

Penjelasan Jansen

Jansen kemudian menimpali jawaban Yenny Wahid, dengan emoji tertawa. “Hehe. Ampunn Mbakk."

Jansen kemudian menjelaskan, "Kalau soal dukung mendukung siapa, karena perdebatan ini terkait politik dan pemilu besok, ya kembali pada sikap, keyakinan, dan pilihan jenengan Mbak."

Menurutnya, cawapres Anies Baswedan, idealnya, bukan bagian dari rezim, sebagaimana nama koalisinya adalah Koalisi Perubahan.

Jansen mengatakan, nama koalisi itu sejalan dengan hasil Rapimnas Partai Demokrat 2022 yang menghasilkan keputusan tentang Perubahan dan Perbaikan sebagai agenda politik partainya di Pemilu 2024.

Berikut ini poin-poin penjelasan Jansen dalam cuitannya

  • Kalau soal dukung mendukung siapa — karena perbedatan ini terkait politik dan pemilu besok — ya kembali pada sikap, keyakinan dan pilihan jenengan mbak.
  • Sama dgn sikap saya, sepanjang koalisi ini namanya masih menyandang “perubahan” sesuai nama di piagam yg telah ditandatangani 3 partai — dan ini juga sama dan sejalan dgn hasil Rapimnas partai kami Partai Demokrat tahun 2022 yg menghasilkan keputusan tentang Perubahan dan Perbaikan sebagai agenda politik Demokrat di Pemilu 2024 — idealnya menurut saya kandidatnya ya bukan bagian rezim. Biar kontras sekalian.
  • Itulah sikap saya. Krn bagi saya itulah gunanya pemilu dan diharapkan terjadi di pemilu. Ada perbedaan jelas antar kandidat. Jika tidak, nama “perubahan” ini diubah saja. Krn nama/“merek” itu vital, jadi panduan bagi pemilih, jadi pembeda dalam kebijakan yg akan diambil kedepan;
  • Karena ini soal sikap, keyakinan dan pilihan politik — bukan argumen soal opini atau kebijakan — sebenarnya tidak perlu ada yg diperbedatkan. Saya juga sepenuhnya menghargai sikap yg jenengan ambil mbak, termasuk soal akan mendukung atau tidak mendukung siapa;
  • Soal lain-lainnya saya kira sudah cukup gamblang saya jelaskan di tulisan itu. Itulah keyakinan dan sikap politikku mbak. Sama dgn sikap dan pilihan saya di pemilu 2019 lalu mendukung pak Prabowo/mas Sandi habis-habisan.
  • Walau kemudian hasilnya kalah dan dampaknya masih saya rasakan sampai skrg — khususnya di kampung, krn mayoritas di suku/di kampung saya pendukung berat pak Jokowi semua — buat saya tidak mengapa, itulah politik, pilihan berbeda pasti terjadi dgn segala konsekuensinya.
  • Skrg pak Prabowo yg saya dukung dulu sudah jadi bagian rezim dan pemerintahan. Jika koalisi perubahan ini terus lanjut dan maju sampai pendaftaran (tidak bubar ditengah jalan), maka pilihan politik saya berikutnya tentunya bersebrangan dgn beliau termasuk dgn banyak kawan2 saya yg lain yg dulu satu barisan.
  • Namun namanya kawan ya tetap selamanya kawan, walau pilihan politik skrg berbeda dan nanti mungkin kami akan berdebat keras tentang banyak hal dibanyak tempat.
  • Terakhir, sehat terus mbak. Saya juga mendoakan dan mendukung jenengan semoga bisa ikut berkontestasi di Pilpres ini, khususnya mengisi posisi Cawapres yg masih kosong di beberapa koalisi yg telah terbentuk khususnya di blok lanjutkan.
  • Krn sebagaimana telah saya sampaikan juga dalam tulisan itu secara terang benderang, bagi saya, dgn segala atribusi yg melekat dalam diri jenengan, jenengan itu sangat lengkap. Sama lagi dgn Ketumku sama2 Alumni Harvard juga.
  • Maturnuwun, terimakasih atas percakapan di twitter ini mbak, termasuk utk semua teman2 yg ikut memberi comment baik yg pro ataupun kontra.

Penjelasan panjang lebar Jansen tersebut hanya dibalas singkat Yenny Wahid," Saya pusing Mas Jansen, baca tanggapannya. Muter muter kayak tong setan di pasar malam."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas